DENPASAR, BALIPOST.com – Sinergi PT PLN (Persero) bersama Bendesa Agung Majelis Desa Adat (MDA) Bali kembali hadir untuk turut mendukung kesuksesan Konferensi Tingkat Tinggi Archipelagic and Island States (KTT AIS) Forum 2023. Dalam sinergi ini, PLN dan MDA juga menggandeng para penggiat layang-layang di Bali untuk bersama-sama berpartisipasi tertib dalam bermain layang-layang selama periode KTT AIS Forum 2023 berlangsung.
Saat pelaksanaan kegiatan Koordinasi dan Sosialisasi Pengamanan Jaringan Listrik dalam Rangka KTT AIS 2023, di Kantor MDA Bali pada 22 September, Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet menyampaikan agar seluruh pihak dapat bekerja sama menyukseskan konferensi internasional yang akan berlangsung pada 10-11 Oktober 2023 mendatang.
“Semua stakeholder dan termasuk pecinta seni layangan agar bersama-sqma supaya seni, budaya, dan kreasi atau senang layangan itu tetap bisa berjalan tapi yang paling penting adalah jangan sampai aktivitas layangan mengganggu jaringan listrik yang merupakan obyek vital,” ujarnya.
DIrinya menegaskan bahwa konferensi internasional yang akan dihadiri oleh 47 negara ini akan mempertaruhkan tak hanya nama Bali namun juga Indonesia. Sehingga keterlibatan pelayang Bali dapat mendukung kesuksesan, keamanan, dan kelancaran acara.
Ketua Lembaga Adat Tertinggi di Bali ini juga menjelaskan adanya Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum, Ketenteraman Masyarakat, dan Perlindungan Masyarakat, dapat menjadi dasar supaya penyaluran listrik jangan sampai terganggu oleh layang-layang.
I Made Arya, Manager Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial (TJSL) PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali dalam kesempatan yang sama menyampaikan harapannya agar sinergi pada saat menyukseskan KTT G20 lalu dapat terulang pada KTT AIS Forum 2023 mendatang.
“Event akbar KTT G20 tahun 2022 berjalan suskses dan lancar serta aman itu tidak lepas dari support dari berbagai pihak, dan ada satu hal yang menjadi kunci kesuksesan sebuah agenda akbar yakni ketersediaan listrik,” kata Arya.
Untuk itu, pihaknya berharap agar permainan layang- layang dapat dihentikan sementara selama pelaksanaan acara agar risiko jaringan listrik terkena gangguan layang-layang dapat ditiadakan.
“Layang-layang menjadi salah satu penyebab gangguan kelistrikan, di mana pada tahun 2022, terdapat 186 layang-layang yang ditemukan tersangkut di jaringan namun belum sampai menjadi gangguan, sedangkan tahun 2023 hingga September ini telah naik mencapai 144%,” jelasnya.
Arya menambahkan di tahun 2022 terdapat 33 kali gangguan listrik akibat layang-layang dan di September 2023 telah meningkat mencapai 60 kali gangguan.
Ia juga menyampaikan pentingnya sinergi dan kolaborasi berbagai pihak sehingga hobi bermain layang-layang tidak menjadi penyebab yang merugikan masyarakat.
Pada kesempatan berbeda, General Manager PLN UID Bali, I Wayan Udayana menjelaskan PLN berkomitmen untuk menyukseskan agenda-agenda internasional di Bali sehingga kesiapan keandalan kualitas penyediaan listrik tanpa kedip selalu jadi tujuan.
Ia menyebutkan bahwa PLN menyiapkan ratusan personel sehingga dirinya berharap acara yang dihelat pada Oktober mendatang dapat berjalan lancar. Sejumlah tempat yang menjadi lokasi utama pelaksanaan kegiatan turut menjadi fokus perhatian pengamanan pasokan listrik, antara lain Bali Nusa Dua Convention Center, beberapa hotel tempat acara dan menginap serta lokasi gala dinner.
“Kami ucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat Bali, Majelis Desa Adat, Pemerintah melalui regulasinya yang mendukung pelaksanaan KTT G20 lalu. Kita harapkan masyarakat bersama aparat bersama pecalang itu untuk terus untuk memberi sosialisasi supaya saat KTT AIS tidak ada permainan layang-layang yang bisa mengganggu keandalan supply tenaga listrik,” tutupnya. (Adv/balipost)