AMLAPURA, BALIPOST.com – Kasus kematian babi secara mendadak kembali terjadi di Karangasem. Terbaru, jumlah babi mati misterius mencapai puluhan ekor di sejumlah kecamatan.
Salah seorang peternak Babi asal Sidemen, I Gede Eka, mengungkapkan, babi miliknya mati secara mendadak, dengan gejala awal tak mau makan dan kondisi badannya panas. “Sebelum mati, babi sempat kejang-kejang. Saya memelihara dua ekor babi, dan satu ekor sudah mati,” ucapnya, Minggu (1/10).
Eka mengatakan pihaknya tak tahu secara pasti yang menyebabkan babinya mati mendadak. Pasalnya, kasus ini tidak dialami oleh dirinya saja, namun sejumlah peternak babi juga mengalami hal yang sama. “Tidak saya saja, tapi informasinya babi di di kampung sebelah juga bernasib mati mendadak,” katanya.
Terkait kasus itu, Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (Distan) Karangasem, Nyoman Siki Ngurah, tak menampik adanya kasus babi warga yang mati secara mendadak tersebut. “Kita sempat mengecek babi warga yang mati itu. Babi mati mungkin karena kepanasan karena cuaca sata ini sangat panas, bukan karena virus,” kata Siki Ngurah.
Siki mengatakan, kasus kematian babi mendadak ini terjadi dibeberapa daerah. Seperti Sidemen, Manggis, dan Kecamatan Karangasem.
Atas kondisin itu, pihaknya menghimbau agar peternak babi melakukan bio security kandang, berupa penyemprotan dengan cairan disinfektan ke babi, kandang, dan bagian lainnya guna mencegah penularan penyakit virus ke hewan. Seperti virus Africa Swine Fever (ASF) ke babi.
“Peternak harus disiplin menerapkan pencegahan dan bio security sehingga babi tak mati mendadak. Bersihkan kandang harus rutin dilakukan setiap minggunya. Kalau ada ternak yang sakit langsung laporkan ke Puskeswan, sehingga ditindaklanjuti. Tiap Kecamatan ada Puskeswan,” tambahnya. (Eka Parananda/balipost)