DENPASAR, BALIPOST.com – Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan I Made Teja mengatakan di Taman Hutan Rakyat (Tahura) Ngurah Rai yang membentang dari Mertasari sampai Benoa seluas 1.300 ha, banyak infrastruktur yang berdiri sehingga mengganggu kawasan lingkungan hidup. Namun karena pembangunannya untuk urusan yang lebih besar, pihaknya akan tetap mendukung.
Ditemui di sela-sela penanaman mangrove di area kawasan pengembangan 1 Bali Maritim Tourism Hub (BMTH), Jumat (6/10), ia mengungkapkan ada 13 infrastruktur yang dibangun menimbulkan permasalahan bagi hutan mangrove. Maka dari itu ia bersama Balai Pengelolaan DAS dan Pengelolan Hutan Lindung (BPDAS HL) berupaya mendorong peran masyarakat, khususnya lembaga yang berada di kawasan Tahura Ngurah Rai, agar tetap menjaga kelestarian lingkungan khususnya mangrove.
Penanaman mangrove menjadi salah satu upaya yang terus digenjot untuk menambah luasan hutan. Termasuk, penanaman yang dilakukan di sekitar kawasan BMTH Pelindo.
“Jadi harus ada kerelaan dari pihak Pelindo maupun KSOP untuk memberikan lahannya sebagian untuk kepentingan hijau, kami berkewajiban untuk mengingatkan kembali apa yang telah disepakati dan disetujui dalam izin lingkungan yang telah dikeluarkan ibu Menteri kita (KLHK),” ujarnya.
Ia berharap kawasan lain khususnya di Buleleng juga dapat dijamah untuk perlindungan kawasan pesisir agar tidak sampai terjadi abrasi. Ada 2.000 hektar lahan di Bali yang perlu ditanami mangrove. Yang menjadi fokus perbaikan mangrove yaitu di Celukan Bawang, Buleleng Barat dan Nusa Penida
Selain itu ia berharap kualitas mangrove yang ditanam dapat terjaga dengan baik hingga dapat tumbuh dengan baik. “Bukannya banyak atau luasnya penanaman mangrove yang kita inginkan tapi kualitas penanaman ini yang kita inginkan. Namun saya mengapresiasi langkah Pelindo sudah terus melakukan langkah percepatan perbaikan di lingkungan kawasan Pelindo yang sudah dilakukan beberapa kali penanaman,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Sub Regional Head 3 Pelindo Bali Nusra Ali Sodikin mengatakan, ada 6.300 bibit pohon mangrove yang ditanam di sekitar pengembangan BMTH. Dari 6.300 tersebut, sebanyak 1.260 bibit mangrove yang ditanam berjenis Rhyzopora Apiculata, 1.260 batang berjenis Rhyzopora Mucronata dan 3.780 batang jenis Avicenia Marina.
“Penanaman mangrove ini merupakan komitmen Pelindo dalam mewujudkan kawasan hijau di area pelabuhan,” ujarnyan
Ia tidak memungkiri bahwa dalam pengembangan BMTH terdapat sebagian area hijau yang terkena dampak. Sehingga perlu dilakukan penanaman mangrove atau penghijauan sebagai bentuk dari tanggung jawab Pelindo. (Citta Maya/balipost)