Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI diminta untuk berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kabul dan Palang Merah Indonesia (PMI) menyusul gempa bumi yang mengguncang Afghanistan pada Sabtu (7/10).

Menurut Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, koordinasi tersebut, dimaksudkan untuk terus memperbarui perkembangan kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Afghanistan. “Memastikan apakah ada WNI yang mengalami luka-luka atau terdampak bencana untuk segera dievakuasi dan diberikan pertolongan, serta memastikan kondisi WNI dalam kondisi baik-baik saja,” katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Senin (9/10).

Baca juga:  PMI Klungkung Edukasi Pedagang Cegah Covid-19

Dia juga meminta Kemlu RI melalui KBRI di Kabul untuk turut memberikan bantuan kemanusiaan dalam menanggulangi dampak gempa bumi bermagnitudo 6,2 di Afghanistan tersebut.

“Baik dalam bentuk makanan, minuman, obat-obatan, pakaian, serta kebutuhan lainnya di tempat pengungsian, ataupun bantuan lainnya yang diperlukan,” ucapnya.

Selain itu, Bamsoet meminta dan mendukung PMI untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan yang saat ini masih berlangsung sebab korban gempa bumi di lokasi daerah bencana terjadi belum sepenuhnya teridentifikasi.

Baca juga:  BRI: Digitalisasi Perbankan Harus Perkuat Ekonomi Riil

Tak lupa, Bamsoet turut mengucapkan belasungkawa atas bencana gempa bumi di Afganistan yang mengakibatkan lebih dari 2.000 orang tewas dan 9.000 orang lainnya terluka. “Menyampaikan keprihatinan dan dukacita yang mendalam atas jatuhnya korban meninggal dan terluka akibat peristiwa bencana alam yang terjadi tersebut,” kata dia.

Jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Herat, Afghanistan barat, dan provinsi-provinsi tetangganya bertambah menjadi 2.445 orang, menurut pihak berwenang Herat pada Minggu (8/10) malam waktu setempat.

Baca juga:  Mahasiswa Diamankan Densus 88, Universitas Brawijaya Telusuri Aktivitasnya

Daerah yang terdampak paling parah adalah Distrik Zanda Jan di Herat, dengan 13 desa “hancur total”, kata Mawlawi Musa Ashari, direktur Badan Nasional Penanggulangan Bencana Provinsi Herat.

Sebelumnya di hari yang sama, Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Mullah Janan Shaeq mengatakan bahwa lebih dari 9.200 orang terluka akibat gempa tersebut.

Menurut Pusat Jaringan Gempa Bumi China, dua gempa bumi bermagnitudo 6,2 mengguncang Afghanistan pada Sabtu (7/10). Gempa pertama terjadi sekitar pukul 11.10 waktu setempat (13.40 WIB). (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *