Debit air di Bendungan Gerokgak, Buleleng mengalami penyusutan karena dampak kemarau panjang. (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Dampak El nino dan kemarau panjang mengakibatkan kondisi air di dua Bendungan terbesar di Kabupaten Buleleng menyusut. Bendungan Gerokgak yang terletak di Desa Gerokgak, Kecamatan Gerokgak dan Bendungan Titab di Desa Titab, Kecamatan Busungbiu diperkirakan mengalami penurunan debit air terjadi sejak dua bulan lalu.

Kondisi ini pun berdampak pada ratusan hektar sawah yang berada di seputaran dua wilayah bendungan. Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi menjelaskan dari hasil assesmen yang dilaksanakan penurunan debit air di dua bendungan itu cukup signifikan.

Baca juga:  Ratusan KK di Desa Pangkung Paruk Krisis Air Bersih

Dari data, sejak Januari  2023, debit air di Bendungan Gerokgak tercatat 1,2 juta kubik dan meningkat hingga 2,3 juta kubik pada bulan Februari. Pada puncak El Nino yang terjadi pada Agustus dan September, debit air di bendungan tersebut menyusut drastis, yakni hanya 653 ribu kubik dan 459 ribu kubik.

“Memang ada penurunan debit air di bendungan karena sumber air atau aliran sungai ke bendungan mengecil. Ini karena musim kemarau,” Jelas Ariadi.

Baca juga:  Banjir Bandang, Ini DAS Rawan di Buleleng

Lanjutnya, hasil assesmen tersebut sudah dikoordinasikan ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali – Penida. Pihaknya juga akan meneruskan hasil assesmen ke Dinas Pertanian untuk ditindaklanjuti.

Dalam kondisi seperti ini Bendungan Gerokgak terancam tidak dapat mengairi 414 hektar luasan sawah milik 12 kelompok subak. “Biasanya warga memanfaatkan air bendungan untuk persawahan. Dengan kondisi debit air mengecil warga otomatis beralih ke tanaman hemat air,” terangnya.

Baca juga:  Gandeng Polresta Denpasar, Astra Motor Bali Bagikan Ribuan Masker 

Sedangkan kondisi Bendungan Titab juga mengalami penurunan debit air. Pada Januari 2023 debit air di bendungan tersebut tercatat sebanyak 10 juta kubik.

Jumlah itu terus mengalami penurunan hingga 7 juta kubik air pada Agustus dan 4,9 juta pada September. Namun, BPBD menyebutkan kondisi debit air di bendungan itu masih di ambang batas normal. (Nyoman Yudha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *