Kebakaran lahan di Kawasan Desa Banyupoh, Buleleng. (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Lahan kering seluas sekitar 5 hektare yang berada di Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, terbakar. Lokasi kebakaran berada jauh di perbukitan membuat petugas kesulitan untuk menjangkau titik api.

Kebakaran lahan itu diketahui terjadi sejak Sabtu (14/10). Api belum padam hingga Minggu (15/10).

Perbekel Desa Banyupoh, Ketut Bijaksana menyebutkan, kebakaran tersebut sebenarnya sudah terlihat sejak Sabtu siang sekitar pukul 13.00 WITA. Namun karena cuaca cerah, api tak terlihat dan yang nampak hanya kepulan asap.

Adapun lahan di wilayah tersebut kering sehingga percikan api dengan cepat merembet. Penyebab kebakaran pun saat ini belum bisa dipastikan, petugas juga kesulitan memadamkan lataran titik api berada di lereng perbukitan yang terjal.

Baca juga:  Awalnya Saling Lirik, Dua Remaja Belasan Tahun Ditebas

Untuk menghindari api terus merembet hingga ke pemukiman warga, petugas pun terus melakukan pemantauan dan melakukan penyekatan agar api tidak meluas. “Kalau pagi, masih kelihatan asapnya saja. Malam baru terlihat jelas. Kebakaran sudah sejak kemarin, lokasinya dari pemukiman sekitar satu kilometer. Lokasinya sebelah utara Pura Belatung,” ujarnya, dikonfirmasi Minggu (15/10).

Bijaksana menyebut, lokasi kebakaran merupakan wilayah hutan. Pada saat musim kemarau hutan tersebut menjadi kering dan tandus. “Lahan kering saja yang terbakar. Tidak ada lahan produktif milik warga. Musim panas ini, tidak pernah hujan kering semua di atas,” ucapnya.

Baca juga:  Ratusan Sapi di Buleleng Terpapar PMK, Terbanyak di Kecamatan Ini

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Putu Ariadi Pribadi memastikan, lokasi kebakaran tersebut berada di bukit. “Api jauh dari areal rumah penduduk dan lingkungan pura. Hingga Minggu kemarin, asap masih terlihat mengepul. Lokasi kebakaran yang berada di wilayah terjal tak memungkinkan bisa diakses oleh petugas,” katanya.

Untuk sementara ini, petugas pun hanya bisa memantau titik api. “Pemantauan kobaran api ini, kami lakukan untuk mengantisipasi agar api tidak meluas mendekati pemukiman warga atau pura. Apabila api kembali meluas akan kita lakukan upaya penyekatan,” kata dia.

Baca juga:  Dari Ribuan Nakes Buleleng Divaksinasi, Sejumlah Efek Samping Ini Muncul

Pihaknya belum bisa memastikan pemicu kebakaran tersebut. Ada beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab kebakaran, di antaranya disebabkan kelalaian manusia atau alam. Mengingat kondisi di hutan tersebut saat ini dalam kondisi kering dan dipenuhi dahan atau ranting yang mudah tersulut api. (Nyoman Yudha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *