ASEAN Capital Market Forum (ACMF) tahun 2023 yang berlangsung di Bali pada Selasa (17/10) menghasilkan 4 capaian kesepakatan dengan negara-negara anggota dalam rangka pengembangan pasar modal. (BP/may)

MANGUPURA, BALIPOST.com – ASEAN Capital Market Forum (ACMF) tahun 2023 yang berlangsung di Bali pada Selasa (17/10) menghasilkan 4 capaian kesepakatan dengan negara-negara anggota dalam rangka pengembangan pasar modal. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi mengatakan, dalam chairmanship 2023 ini sejatinya sudah dimulai pada Maret di Yogyakarta dan diakhiri saat ini di Bali.

Menurutnya chairmanship berjalan cukup efektif. Ada 4 capaian yang disepakati yaitu ACMF menerbitkan ASEAN Transition Finance Guidance yang mana merupakan pedoman umum bagaimana suatu rencana transaksi ke ekonomi rendah karbon bisa dikatakan kredibel, transparan dan inklusif

Kedua, ACMF menyelesaikan proses revisi ASEAN corporate governance score card yang merujuk pada OECD yang mana sustainability menjadi pilar utama yang baru. Score card ini akan digunakan dalam penilaian untuk menentukan top Public Listed Company (PLC) di ASEAN yang akan dimulai untuk tahun 2024.

Baca juga:  Diduga Berbuat Cabul, Pemuda Dilaporkan ke Polisi

Ketiga, yang tak kalah penting adalah ACMF terus mendorong peningkatan kualitas pelaporan keberlanjutan atau sustainability disclosure dengan menjalin pendekatan dengan berkolaborasi dengan ISSB (International Sustainability Standard Board) sebagai pembuat standar global untuk sustainability disclosure.

“ISSB pada saat Juli kemarin meluncurkan sustainable disclosure yang baru, dan kita adalah satu satunya yang berkolaborasi dengan ISSB,” jelasnya saat press conference di Hotel Padma, Legian.

Melalui platform kolaborasi ini ICMF menyuarakan concern dan Feedback kepada ISSB sebagai pembuat standar. Keempat, ICMF meluncurkan handbook untuk Asean Greenlane untuk memfasilitasi penawaran lintas batas reksadana berbasis keberlanjutan.

Ketua Dewan Komisaris OJK Mahendra Siregar mengatakan, sekalipun ASEAN bagian dari komunitas internasional dan patuh pada perjanjian internasional yang berlaku, namun yang penting adalah ASEAN sebagai kawasan negara sedang berkembang dan negara emerging market, penyesuaian dan langkah langkah yang dilakukan untuk menyinkronkan komitmen internasional dengan prioritas negara – negara ASEAN yang merupakan negara sedang berkembang dan emerging ekonomi serta karakteristik dari masing – masing ekonomi negara ASEAN, menjadi suatu capaian dan bentuk kepemimpinan dari Indonesia dalam konteks forum pasar modal di ASEAN.

Baca juga:  Proyek JLS, PUPR Badung Sosialisasi Pengadaan Tanah di Jimbaran

Hal ini yang telah dilakukan sepanjang tahun ini dengan berbagai pertemuan, maka ASEAN telah dapat mengokohkan dirinya dalam konteks internasional sebagai Salah satu yang berperan aktif dan memimpin gagasan ,terobosan serta rumusan yang terkait dengan transisi energi maupun pembangunan berkelanjutan.

Poin pentingnya adalah perubahan yang besar dalam konteks pembangunan berkelanjutan di tingkat global , komitmen yang kuat dari dunia terhadap upaya mencegah perubahan iklim telah direspon dengan sangat tepat oleh ASEA. “Bukan hanya semata – mata mengikuti apa yang ditetapkan oleh dunia internasional tapi justru memainkan peran yang semakin besar dalam kerangka perumusan dari kesepakatan dan arah berbagai peta jalan atau taksonomi berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan yang mencerminkan kepentingan cara pandang dan nilai nilai ASEAN,” ujarnya.

Baca juga:  OJK Diharapkan Tingkatkan Peranan Bantu Perekonomian Bali

Setelah hasil pertemuan berhasil dirumuskan selanjutnya adalah berupaya menurunkannya dalam rumusan, formula yang dipakai di tingkat nasional. Dalam hal itu OJK juga sedang merumuskan taksonomi pembangunan berkelanjutan yang isinya juga merevisi taksonomi hijau sebelumnya karena ini diperlukan untuk menyesuaikan dengan keputusan yang sudah dilakukan di tingkat ASEAN.

Ketiga, yang juga dimulai oleh conference ini adalah komunitas di capital market maju lebih jauh dalam aspek sustainable developmentnya dengan apa yang sudah dicanangkan ASEAN. Banyak perubahan, kemajuan , terobosan yang sebelumnya dilakukan yang dimulai tahun 2017, 2019 dan 2023, Indonesia mendorong penerapannya dalam perspektif yang lebih mutakhir tapi juga dengan visi yang jelas mengenai komitmen Indonesia di tingkat internasional tapi juga menjaga kepentingan ASEAN dan nasional dalam perspektif yang berimbang. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *