Baris Perang-perangan rangkaian Bakti Papranian. (BP/Ist)

BANGLI, BALIPOST.com – Rangkaian karya Agung Danu Kerthi, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung, Bakti Pakelem ring Segara Danu lan Pucak Gunung Batur, Mapaselang lan Mapadanan berakhir Jumat (20/10). Melalui pelaksanaan upacara tersebut diharapkan tercipta harmonisasi antara bhuwana agung dan bhuwana alit.

Karya Agung Danu Kerthi yang telah berlangsung sejak 11 Oktober lalu diakhiri dengan upacara Bakti Papranian disertai dengan ritual Patingkeb dan Ida Bhatara Ngeluhur.

Pangemong Pura Ulun Danu Batur, Jero Gede Batur Duhuran, dalam sambutannya pada upacara Bakti Papranian menyampaikan Karya Agung Danu Kerthi dilaksanakan Desa Adat Batur setiap lima tahun sekali. Pelaksanaan upacara Danu Kerthi tersebut merupakan salah satu cara pihaknya bersama masyarakat subak Pasihan Ida Bhatari Sakti Batur, mengucapkan terima kasih atas segala limpahan kasih dan anugerah Ida Bhatari Danuh yang berstana di Pucak Gunung Batur dan Danau Batur.
“Upacara ini adalah momentum untuk mengucapkan terima kasih kepada Ida Bhatari Danuh yang telah menghidupi seluruh makhluk (sarwa prani), sehingga Karya Agung Danu Kerthi ini juga disebut sebagai ritual mendak toya atau mendak amerta,” kata Jero Gede Batur.

Baca juga:  Rangkaian Danu Kerthi di Batur, "Nuwur Pakuluh" di 5 Gunung Dilakukan

Pelaksanaan Karya Agung Danu Kerthi didasarkan pada beberapa sumber sastra. Salah satunya Raja Purana Pura Ulun Danu Batur lontar Pratekaning Usana Siwa Sasana. Menurut lontar tersebut pelaksanaan upacara Danu Kerthi di Danau Batur menggunakan pakelem tiga ekor kerbau dan seekor babi.

Pada kesempatan itu Jero Gede Batur menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat yang telah turut berkolaborasi menyukseskan pelaksanaan upacara Karya Agung Danu Kerthi. Jero Gede Batur berharap Ida bhatara-bhatari selalu memberikan anugerah, kerahayuan, kerahajengan, serta tuntunan kepada seluruh umat Hindu di Bali.

Baca juga:  Wagub Cok Ace Paparkan Rencana Baru Kepariwisataan Bali di BBTF

Sementara itu, selama Karya Agung Danu Kerthi dipersiapkan sejak 2 September lalu hingga kemarin,total pemasukan mencapai Rp 1.964.292.000. Penyarikan Prawartaka Karya Agung Danu Kerthi, Jero Penyarikan Duuran Batur menjelaskan pemasukan berasal dari beberapa sumber dana. Pertama adalah kas Desa Adat Batur sebagai modal awal sejumlah Rp 330 juta, urunan krama pangayah Desa Adat Batur Rp 30 juta, aturan canang sari krama Desa Adat Batur Rp 49,3 juta, dan aturan punia krama subak Pasihan Ida Bhatari Sakti Rp 27,9 juta.

Selain itu dari dana punia sebesar Rp 127,7 juta dan sesarin canang Rp 21,6 juta. Bantuan Dana Provinsi Bali Rp 1 miliar, DPRD Bali Rp 5 juta, Pemkab Bangli Rp 100 juta, Pemkab Karangasem Rp 10 juta, Pemkab Buleleng Rp 125 juta, Pemkab Gianyar Rp 25 juta, Pemkab Tabanan Rp 10 juta, dan Pemkab Jembrana Rp 15 juta. “Aturan punia dari Para Bhakta Ida Bhatari totalnya adalah sejumlah Rp 87.550.000, dan ada punia panukun wewalungan sejumlah Rp 112 juta,” katanya.

Baca juga:  Penanganan di Bali Terbaik di Indonesia, Koster Targetkan Jadi Provinsi Pertama Bebas COVID-19 di Bulan Ini

Selain itu ada juga persembahan dari krama subak Pasihan Ida Bhatari yang berupa barang seperti kelapa, klungah, janur, ron, ambu, daun pisang, sirih, bambu, dan lain-lain. “Ada persembahan berupa sarad dari Desa Adat Sulahan 2 buah, jatah dari Desa Adat Bunutan 3 buah, dan dekorasi barong 2 buah dari Desa Adat Bunutan, dekorasi dari Sri Melanting,” katanya.

Sedangkan pengeluaran mencapai Rp 1.498.879.000. Pengeluaran berasal dari berbagai bagian seperti banten, konsumsi, wewangunan upakara, transportasi, pengairan, dan lain-lain. “Namun, laporan ini baru per hari ini, ada beberapa piutang yang belum terbayarkan, pajak-pajak, dan beberapa pemasukan yang berasal dari pemerintah belum keluar hari ini,” kata Jero Penyarikan Duuran Batur. (Dayu Swasrina/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *