Petugas PDAM Kota Denpasar melihat kondisi air sungai di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Waribang, Denpasar. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dampak kemarau panjang tahun 2023 mulai dirasakan. Terutama bagi Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma.

Sejak beberapa minggu lalu, telah terjadi penyusutan air baku di kawasan Denpasar. Penyusutan air baku di Denpasar mencapai 15 persen.

Penyusutan itu membuat Perumda Air Minum Tirta Sewakadarma Kota Denpasar harus melakukan upaya pembuatan alur air agar bisa produksi normal.

Menurut Direktur Teknik Perumda Tirta Sewakadarma Kota Denpasar, I Putu Yasa, Senin (23/10), kemarau panjang saat ini sangat berimbas kepada produksi air di Instalasi Pengolahan Air (IPA) intake. Dengan kondisi tersebut, Putu Yasa mengatakan Perumda harus berupaya melakukan produksi agar pasokan tidak berkurang.

Baca juga:  Debit Air Dua Bendungan Terbesar di Buleleng Menyusut

Upaya tersebut melalui pembuatan laut air agar air bisa ditampung. Upaya tersebut menurutnya cukup efektif. Sehingga, proses produksi air tidak menurun. “Dengan pembuatan alur air itu, produksi masih tetap 1.200 liter perdetik. Itu juga kami harus bekerja keras karena debit air yang menurun hingga 15 persen,” ungkapnya.

Menurut Putu Yasa, beruntungnya kemarau saat ini tidak seperti tahun 2015 lalu. Sebab, di tahun tersebut penyusutan air baku mencapai 30 persen. “Ada hujan sekali di hulu itu sangat berpengaruh sekali sama debit air. Jadi kami juga terbantu dengan hujan walaupun hanya sehari sangat berpengaruh,” ujarnya.

Baca juga:  Pembuka Blokade Penyekatan PPKM Darurat Dipulangkan, Kasus Tetap Diproses

Putu Yasa mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan akan turun pada pertengahan November 2023. Jika itu terjadi, maka proses pengolahan akan kembali normal.

Tetapi jika tidak, maka kemungkinan penyusutan akan lebih jauh lagi bisa mencapai 25-30 persen. “Kami khawatir kan kalau tidak November 2023 ini turun hujan. Kendala bagi kami dalam memproduksi air bersih,” ungkapnya.

Dia mengimbau, masyarakat untuk tetap melakukan penampungan air di musim kemarau ini. Sebab, mengatakan kondisi cuaca tidak bisa diprediksi. Jika melakukan penampungan maka stok bisa cukup jika musim panas berlanjut. (Asmara Putera/balipost)

Baca juga:  Sejumlah Organisasi Pers dan Mahasiswa Gelar Aksi Tolak Revisi UU Penyiaran
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *