MANGUPURA, BALIPOST.com – Kegiatan 45th Meeting Heads of National Drug Law Enforcement Agencies (Honlap) Asia and The Pacific dihadiri Kepala BNN RI Komjen Pol. Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose di Kuta, Selasa (24/10). Pada kesempatan baik tersebut, Komjen Golose menyampaikan hingga September 2023, BNN bersama aparat penegak hukum lainnya menyita lebih dari 5,5 ton sabu-sabu (SS).
“Permasalahan yang paling menonjol di Southeast Asia adalah metamfetamine. Ini kalau bahasa kita sehari-hari biasa dibilang sabu. Di Indonesia sampai dengan September ini kita menyita lebih dari 5,5 ton bersama aparat penegak hukum lainnya,” tegas Komjen Golose.
Ini juga mengindikasikan betapa banyaknya yang masuk ke Indonesia dan berapa negara harus melindungi warganya. Yang paling penting dari dua rapat terbatas dihadiri Golose dengan Presiden Joko Widodo pada 11 September dan 12 Oktober 2023, ada kegiatan di luar dari yang biasa atau extraordinary. “Dan ini kita prioritaskan di 10 provinsi yang ada di Indonesia. Bali masuk salah satu yang menjadi prioritas untuk kita lakukan bagaimana bisa mengeliminir permasalahan narkotika,” ujar mantan Kapolda Bali ini.
Golose mengaku senang sekali karena kembali bisa menyelenggarakan acara yang luar biasa yaitu Honlap di pulau yang penuh toleransi ini. Diungkapkannya pada waktu COVID-19 terutama masalah paket kurir lewat pesawat dan kokain boleh dikatakan sangat sedikit masuk ke Indonesia.
Tapi dengan dunia sekarang sudah terbuka, geopolitik sekarang juga sudah berubah di dunia, sehingga memungkinkan rute dan sebagainya itu ada, sehingga harus diantisipasi. Untuk itu perlu kerja sama minimal kita dalam naungan United Nation, saling mengenal dan tahu juga dengan semua kepala yang berkaitan atau head of narcotics yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Untuk pintu masuk penyelundupan narkoba ke Indonesia, menurut Golose, rata-rata untuk SS lewat laut. Tetapi yang lain seperti marijuana/ganja merupakan produk dalam negeri. Tahun ini BNN sudah melaksanakan delapan kali pemusnahan ladang ganja. Selain itu menyita berton-ton ganja dan sudah dimusnahkan.
Soal Honlap, Golose mengatakan untuk melawan narkotika perlu kerja sama internasional. Salah satu kerja sama internasional dalam naungan CND dan UNODC adalah kegiatan yang dilaksanakan tersebut. Para kepala penegak hukum yang berada di Asia Pasifik hadir dalam pertemuan itu. “Sekali lagi pesannya bahwa kita tetap harus mencegah (narkotika) bersama-sama dengan negara lain. Tidak bisa satu negara sendiri perang melawan narkotika. Tadi dalam keynote speech saya sampaikan tentang new psychoactive substances. Ini yang sekarang menjadi masalah di dunia dan bersama-sama kita harus membahas isu ini,” ucapnya.
Di Amerika Serikat tahun 2022 dihebohkan masalah fentanyl. Pasalnya 110 ribu orang meninggal dunia karena fentanyl dan itu adalah bagian dari new psychoactive substances (NPS). Ini harus dicegah terjadi di Indonesia. Mengatasi permasalahan seperti ini, pihaknya bekerja sama dengan UNODC dan negara-negara lain. (Kerta Negara/balipost)