DENPASAR, BALIPOST.com – Pelari putri dari Bali Ni Made Arianti Putri, berhasil mendulang emas, di nomor lari 100 meter bagi penyandang tuna netra (T 12), pada Asian Para Games Hangzhou 2023, Selasa (24/10). Ia finis tercepat dan mencatat waktu 12:52 detik, disusul Simran (India) 12:68 detik, dan medali perunggu diraih Yaqin Shen (Cina) 12:78 detik.
Torehan prestasi sprinter Arianti yang spektakuler, tak hanya menyabet emas, tetapi juga memecahkan rekor Asian Para Games yang sebelumnya dipegang Guohua Zhou (Cina) 12:56 detik, yang diciptakan sembilan tahun silam. “Astungkara, saya bisa memecahkan rekor bari di ajabg Asian Para Games,” ungkap Arianti.
Dia turun kedua kalinya pada hajatan multievent se-Asia bagi atlet disabilitas ini. Sebelumnya, Arianti berlaga pada Asian Para Games di Indonesia 2018, dan menyumbang perak.
Padahal, Arianti merupakan pelari peringkat III Asia, dan hanya ditargetkan medali perunggu. Kenyataannya, Arianti mampu membuktikan kegesitannya dan melesat tercepat di lintasan lari. Kini, obsesi Arianti ditingkatkan lagi. Ia bertekad mengharumkan Merah-Putih pada Paralimpiade Paris 2024. “Medali emas ini menjadi pemacu semangat berlatih, guna meningkatkan catatan waktu, agar mampu mengukir prestasi pada hajatan multievent terakbar se-jagat raya bagi olahragawan difabel ini,” jelas dia.
Medali emas yang disumbangkan Arianti merupakan kedua dari cabor atletik. Sebelumnya, pelari Saptoyogo Purnomo merebut emas di lari 400 meter (T 37). Untuk sementara, kontingen Indonesia merebut 3 emas, 4 perak, dan 5 perunggu.
Humas National Paralympic Committee (NPC) Bali, I Gusti Nyoman Setiawan, menjelaskan, pihaknya hanya mengirinkan dua atlet yakni pelari Arianti dan lifter angkat berat Ni Nengah Widiasih (kelas 45 kg). “Meskipun Bali cuma mengirimkan dua atlet, namun Arianti dan Widiasih ditargetkan emas,” terang Gusti Setiawan. (Daniel Fajry/balipost)