DENPASAR, BALIPOST.com – Bappeda Provinsi Bali menerima penghargaan sebagai “The Most Supporting Partner” dari Politeknik Negeri Bali. Penghargaan diserahkan oleh Direktur Politeknik Negeri Bali (PNB), I Nyoman Abdi pada acara Open House Politeknik Negeri Bali, di Royal Tulip Springhill Resort Jimbaran, Badung, Kamis (26/10).
Penghargaan ini diberikan karena Bappeda Provinsi Bali dinilai sebagai mitra yang paling mendukung dalam implementasi pendidikan vokasi di PNB.
Sebelumnya, Wakil Direktur Bidang Kerjasama, I Ketut Sutama dalam sambutannya mengatakan berkembangnya pendidikan vokasi di PNB tidak lepas dari peran serta mitra dunia usaha dunia industri (DUDI).
Menurutnya, kemitraan dengan industri adalah pondasi yang tak terpisahkan dari perkembangan PNB sebagai salah satu Perguruan Tinggi Vokasi di Bali. Peran industri ini sangat penting dalam mendukung kemajuan PNB dengan memberikan wawasan langsung, bimbingan, dan peluang kerja bagi mahasiswa. Mitra industri PNB juga berperan besar terhadap pengembangan kurikulum PNB, sehingga mampu relevan dengan tuntutan industri, agar lulusan PNB memiliki keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Guna menghargai kontribusi berharga dari mitra ini, PNB memberikan penghargaan sebagai bentuk apresiasi yang dirangkaikan dengan kegiatan Open House Politeknik Negeri Bali. Diharapkan ini akan mendorong hubungan yang lebih erat dengan mitra industri serta menjadi motivasi untuk terus berkolaborasi dalam memajukan pendidikan vokasi dan menciptakan lulusan yang siap untuk menghadapi tantangan dunia kerja.
Open House bertema “Stepping into International Level through Industrial Partnership” juga dirangkaikan dengan Dialog Interaktif dengan narasumber Bappeda Provinsi Bali yang diwakili Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia dan Kepala Cabang BPD Bali Cabang Badung.
Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, IB. Gde Wesnawa Punia menyampaikan, Bali dihadapkan pada beberapa persoalan. Pertama, PDRB Bali saat ini pada posisi low middle income. Persoalan kedua adalah indeks daya saing tenaga kerja yang perlu ditingkatkan. Sehingga perlu disusun kurikulum yang mampu meningkatkan daya saing.
Tingkat pengangguran terbuka provinsi Bali pada 2021 sampai 2023 ada fluktuasi cenderung terjadi penurunan. Bila melihat data pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, klaster SMK, diploma dan universitas terlihat persentasenya tinggi. Ini perlu digarap bersama untuk menghadapi persaingan tingkat global. Sehingga peran semua pihak perlu dalam mendorong penerapan pendidikan vokasi agar menyerap tenaga kerja sesuai kompetensi.
Walaupun serapan tenaga kerja di Bali cukup baik, namun bila melihat link and match dengan DUDI masih belum sesuai dengan harapan. BPS Provinsi Bali merilis data persentase penduduk bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada Februari 2023 menunjukkan lulusan Diploma I/III yang bekerja sebesar 4,57%, lulusan universitas sebesar 13,1%, dan lulusan kejuruan sebesar 14,96%. Terkait hal itu sistem vokasi hendaknya harus mampu mengikuti dinamika industri sekarang (demand oriented). Sehingga diperlukan sinergi perguruan tinggi dengan mitra dudi melalui dukungan pemerintah provinsi Bali untuk percepatan pembangunan daerah Bali.
Hadir pada kesempatan tersebut mitra PNB antara lain BPD Bali, Kadin Provinsi Bali, perusahaan konstruksi, perhotelan dan restoran, dan sekolah. (Kmb/Balipost)