DENPASAR, BALIPOST.com – Bali mengirimkan dua tim putra voli pantai (outdoor) dan satu tim putri, ke Babak Kualifikasi (BK) PON XXI/2024, di padepokan voli Sentul, 23-29 Oktober. Alhasil, ketiga tim merebut tiket PON.
Bahkan, tim bola voli indoor putra, yang sedang bertarung pada Pra PON, di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, juga lolos PON. Tim voli pantai Bali 1 (Made Yogik Adi Saputra/Praja Prawira Ani Kesuma) menang atas Maluku 1 dengan skor 2-0, kemudian menekuk Sumsel 2-0, mengalahkan Kalteng 1 dengan kedudukan 2-0, dan menaklukkan Sumbar 2. “Partai ini menegangkan, set pertama Bali tertinggal 17-20,” ungkap pelatih Eka Yoga Wardi Rasman Putra, yang dikonfirmasi, Minggu (29/10).
Bersyukur Yogik mampu memerankan sebagai blocker, hingga skor 20-20 dan terjadi deuce. “Bali menutup set pertama 22-20, dan set kedua menang 21-10,” kata Eka Yoga.
Tim Bali 2 (I Ketut Adi Darmawan/Dewa Putu Wiana Putra) menaklukkan Papua bermaterikan pebola voli pantai PON XX/2021, kedudukan akhir 2-0, kemudian Bali dikalahkan Maluku 2 dengan skor 0-2. “Pasca dikalahkan Maluku, kami melakukan evaluasi total, ada kesan anak-anak meremehkan lawan, sebab postur pemain Bali lebih jangkung. Kami gembleng anak-anak latihan pagi hari,” tegas pelatih Eka Yoga.
Selanjutnya, penentuan lolos PON, usai Bali menundukkan Kalsel 2 dengan skor 2-0.
Tim putri Bali (Ni Kadek Pande Ayu Dwidayani/Ni Made Ayu Wulandari) kalah atas DIY 1 dengan skor 0-2, kemudian unggul atas Sulbar 2-0, serta menundukkan Sumsel 2, skor akhirnya 2-1. Set pertama Bali kalah 18-21, set kedua dan ketiga Bali unggul, sekaligus lolos PON. “Astungkara, tim voli pantai Bali lolos 16 besar, ditambah tuan rumah Aceh dan Sumut putra (2) dan putri (2), sehingga totalnya 20 tim,” terangnya.
Di sisi lain, pelatih voli indoor Nyoman Sudiantarayana, menyatakan, perjuangan Gede Setiawan dan kawan-kawan, merebut peringkat 3 melawan tuan rumah DKI, sedangkan peringkat 1 dan 2 antara Jatim dan Jabar. “Kami pasti lolos PON, dan grup Jawa ini barometer di event resmi PON,” tandas pelatih yang biasa dipanggil Mangkok ini. (Daniel Fajry/balipost)