MANGUPURA, BALIPOST.com – Carnaval Wayang meriahkan Genta Nusantara III yang dihelat di Pusat Pemerintahan (Puspem) Badung, Jumat (3/11). Carnaval serangkaian memperingati Hari Wayang Nasional ini merupakan kegiatan para seniman di Indonesia yang didukung oleh Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Kebudayaan (Disbud) setempat.
Ratusan seniman dari berbagai provinsi di Indonesia ikut terlibat dalam Carnaval Wayan mengelilingi Lapangan Mangu Praja Mandala, Puspem Badung berakhir di Wantilan DPRD Badung. Seniman nusantara terlibat mengenakan kostum khas daerah masing-masing sembari membawa wayang khas Bali. Kegiatan dilanjutkan dengan pertunjukan seni bertajuk “Sastra Mantra”.
Ketua Panitia Genta Nusantara, Nengah Rata Artana mengatakan, Genta Nusantara III melibatkan 626 seniman dari 11 provinsi di Indonesia. “Perserta Genta Nusantara mencapai 662 seniman. Mereka merupakan seniman dari berbagai provinsi, seperti Kalimantan, Jogyakarta, Jawa Barat dan provinsi lainnya,” ungkapnya.
Kegiatan dengan tema Mencintai Budaya, Memperkuat Jati Diri Bangsa ini juga melibatkan seniman dari luar negeri. Kegiatan ini diawali dengan temu budaya yang digelar di Ruang Kertha Gosana, Kamis (2/11) lalu.
“Untuk Carnaval Wayang adalah dalam rangka Hari Wayang Nasional yang diperingati setiap 7 November. Jadi kegiatan Genta Nusantara ini berisikan empat agenda, yakni temu budaya, seni pertunjukan, pameran UMKM, dan kegiatan kepariwisataan visit to Puja Mandala,” katanya.
Ketua Widya Sabha Badung, Wayan Selat Wirata mewakili Kepala Dinas Kebudayaan Badung I Gede Eka Sudarwitha mengatakan bahwa kegiatan Genta Nusantara merupakan kegiatan seni dan budaya yang dilaksanakan seniman di Indonesia. “Kali ini mungkin tidak semua seniman, namun ada 11 provinsi yang hadir di Kabupaten Badung,” ujarnya
Untuk diketahui, Genta Nusantara I dan II telah sukses diadakan di Royal House Rumah Budaya Jogjakarta pada tahun 2021 dan 2022. Kegiatan ini telah membuka wawasan di kalangan masyarakat dan seniman bahwa untuk mewujudkan toleransi dan silahturahmi media seni dan budaya adalah tepat, karena, tontonan bisa menjadi tuntunan, asalkan digarap dengan nilai-nilai edukasi. (Adv/Balipost)