Tangkapan layar - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam Rakor Pusat dan Daerah di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (6/11/2023). (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Kepala daerah yang tak mampu mengendalikan inflasi di daerah akan dicopot dan diganti penjabat (Pj). Hal itu ditegaskan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

Dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin, Tito mengatakan hal itu sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo saat di Istana Negara, Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Senin (6/11).

“Bapak Presiden juga menegaskan bahwa jika ada performa yang tidak bagus, kapan saja bisa diganti dengan pj,” kata Tito.

Baca juga:  Pemberlakuan PPKM Mikro, Ketua KPCPEN Jelaskan Penentuan Zonasinya

Tito mengaku sudah beberapa kali mengganti kepala daerah yang tak mampu menangani inflasi. Oleh karena itu, dia meminta agar semua kepala daerah menaruh perhatian pada inflasi. “Ada beberapa yang sudah ganti dan saya akan konsisten melaksanakan itu,” tegasnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan komoditas beras menjadi penyumbang terbesar pada inflasi tahunan Oktober 2023 yang tercatat sebesar 2,56 persen (yoy).

Tingkat inflasi tahunan pada Oktober 2023 adalah 2,56 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 112,75 pada Oktober 2022 menjadi 115,64 pada Oktober 2023.

Baca juga:  Dari Jokowi Blusukan ke Pasar Kreneng hingga Harga Babi Merosot

Adapun bila ditinjau berdasarkan wilayah, maka seluruh kota tercatat mengalami inflasi tahunan, di mana 54 kota mencatatkan IHK lebih tinggi dari inflasi nasional.

Masih berdasarkan data BPS, inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan, yakni sebesar 5,43 persen.

Komoditas penyumbang inflasi di Kota Tanjung Pandan adalah tarif angkutan udara dengan andil 1,15 persen, ikan segar 0,98 persen, beras 0,91 persen, rokok kretek filter 0,31 persen, dan daging ayam ras 0,23 persen.

Baca juga:  Kembangkan "Smart City," Kepala Daerah Diminta Tingkatkan "Digital Leadership"

Selanjutnya, kota dengan inflasi tertinggi lainnya adalah Sumenep dengan inflasi 5,29 persen, Merauke 4,89 persen, Luwuk 4,25 persen, Kotabaru 4,12 persen, dan Maumere 4,07 persen. Sedangkan kota dengan inflasi terendah adalah Jayapura sebesar 1,43 persen. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *