SINGARAJA, BALIPOST.com – Pengempon Pura Negara Gambur Anglayang yang berlokasi di wilayah Pantai Kuta Banding, Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan begitu antusias menyambut piodalan agung yang dirangkai dengan Padudusan Agung Menawa Ratna. Sejak akhir Oktober lalu, pengempon pura dan krama di Desa Adat Kubutambahan secara bergotong royong melakukan ngayah untuk membuat sarana dan prasarana piodalan.
Keberadaan pura ini memang sarat akan sejarah dan keunikan. Salah satunya memiliki simbol keberagamaan dalam deretan pelinggih yang berjejer tanpa sekat dari sisi utara ke selatan. Terdapat delapan bangunan pelinggih yang terletak di jeroan Pura Negara Gambur Anglayang. Kedelapan pelinggih inilah yang mencerminkan keragaman etnik dan agama di nusantara.
Deretan pelinggih di Pura Negara Gambur Anglayang, di antaranya pelinggih Ratu Bagus Sundawan, Ratu Bagus Melayu, Ratu Ayu Syahbandar, Ratu Manik Mas, Ratu Pasek, Dewi Sri, dan Ratu Gede Siwa yang mencerminkan unsur Hindu. Dan pelinggih yang paling unik yakni bernama Ratu Gede Dalem Mekah.
Ketua Panitia Piodalan Nyoman Ardha, pada Kamis 9 November 2023 mengungkapkan, keberadaan pura ini tidak terlepas dari masa kepemimpinan Sri Maha Raja Jaya Pangus di era tahun 1103. Keberadaan pura ini diyakini sebagai pusat kerajaan di masa itu dan memperingati piodalan agung setiap 30 tahun sekali.
Tepatnya pada Purnama Keenam, berbarengan dengan Buda Wage Kelawu yang jatuh pada Rabu 29 November mendatang. (Nyoman Yudha/balipost)