I G K Pujawan. (BP/Istimewa)

Oleh  I G K Pujawan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata integritas berarti: 1. Keutuhan, Keterpaduan, Kesatuan, 2. Ketulusan Hati dan Kejujuran. Integritas adalah hal yang paling penting dalam bisnis ataupun politik.

Di masa jayanya ‘American Express’, pernah punya slogan, Integrity, Quality, Security and Trust. Seorang pebisnis harus memiliki semua hal tersebut diatas.

Dalam business, integritas harus dipegang teguh-semisal seorang pedagang yang mengadakan ikatan perjanjian business dengan pembeli dalam rentang waktu tertentu dimana kedua belah pihak sepakat menentukan harga sepuluh rupiah. Kesepakatan ini harus didasari integritas oleh kedua belah pihak. Ketika misalnya ada inflasi pedagang yang ternyata mengalami kerugian maka dia tidak bisa mengubah harga dengan seenaknya. Demikian juga di pihak pembeli.

Baca juga:  LJK Banyak Terjerat Kasus, Integritas Pengelola Rendah

Kualitas bisa diartikan derajat kecakapan (kepandaian, bobot, dsb.) seseorang. Dengan dimiliki integritas dan kualitas maka semua pihak akan merasa aman. Akhirnya akan tercapai tingkat yang paling penting didalam business berupa trust, kepercayaan.

Tidak saja di dalam ‘business’ namun didalam dunia politik integritas adalah hal yang sangat penting dimiliki oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin atau politisi tidaklah elok, sekarang berkata a namun kemudian berkata b. Kalau kita simak secara mendalam, Krama Bali sejatinya telah diberi contoh yang luar biasa tentang integritas oleh Ida Dewa Agung Jambe, Raja Klungkung-Integritas beliau sangat mengagumkan sehingga bukan saja orang kita, tapi dunia internasional pun ikut terpana.

Baca juga:  Larangan ASN Pamer Harta

Kalau saja para pemimpin bangsa kita ini benar-benar berintegritas maka tidak pelak Indonesia Emas yang didengungkan oleh para pemimpin kita akan segera terwujud. Kalau kita pelajari sejarah Jepang yang telah sangat maju, pemimpin Jepang yang mempunyai integritas yang sangat mumpuni, sehingga bangsa Jepang bisa mencapai kejayaannya.

Hal ini telah tercernin dalam kehidupan bangsa Jepang di abad ke 16 pada Jaman Edo. Kita sudah terbiasa mendengar atau membaca bahwa kalau Pemimpin Jepang melakukan kesalahan yang fatal, maka mereka akan mengundurkan diri, dan yang lebih tragis lagi mereka sampai melakukan ‘harakiri’ karena rasa malu yang tidak tertahankan.

Baca juga:  UNBK Tak Perlu Diwajibkan

Marilah kita Krama Bali, berdoa supaya para pemimpin bangsa kita mempunyai integritas yang baik sehingga stunting, kemiskinan dan kebodohan akan sirna dari tanah air tercinta.

Penulis, pemerhati sosial dan praktisi pariwisata

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *