SINGARAJA, BALIPOST.com – Serangkaian pujawali di Pura Negara Gambur Anglayang atau Pura Nusantara, Pengempon Pura pada Selasa (27/11), dilaksanakan upacara mapeningan atau melasti ke Pura Penyusuhan Penegil Dharma yang terletak di Jalan Raya Singaraja – Air Sanih, Desa Kubutambahan, Buleleng. Ribuan krama ikut mengiringi kegiatan melasti dengan berjalan kaki.
Ketua Panitia Pujawali, Nyoman Ardha menjelaskan ada 14 pralingga yang diarak menuju Pura Penyusuhan Penegil Dharma, yang lokasinya sekitar 2 kilometer dari Pura Nusantara. Dalam pelaksanaan pamelastian ini, ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan. Misalnya, ketika masyarakat yang kebetulan melintas dan berpapasan di jalan, wajib untuk mematikan mesin kendaraan sejenak.
Pengendara juga diminta turun sembari memberikan kesempatan saat Ida Sesuhunan medal. Pihaknya mohon permakluman kepada masyarakat yang sedang melintas. Biarkan dulu sesuhunan melintas untuk mapeningan ke Pura Penyusuan. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Polsek, Koramil bahkan Raider 900/SBW.
Upacara yang dimulai dari pukul 08.00 Wita sempat molor dari rencana yang ditetapkan. Di luar dugaan, kata Ardha, sesuhunan juga sempat nangkil atau melakukan perjalanan ke kawasan Desa Bungkulan dan Desa Sawan.
Mengingat dari silsilah dan prasasti yang ada, diakui memang ada keterikatan dengan Pura Negara Gambur Anglayang. Karena ngiringang Ida Sesuhunan itu di ruas jalan umum Singaraja-Air Sanih, maka dimohon kesadaran para pengendara untuk menepi sejenak, mematikan mesin kendaraan sembari turun dari kendaraannya sampai Sesuhunan lewat. (Nyoman Yudha/balipost)