Petugas menunjukkan lokasi tanah longsor di Banjar Jehem Kelod, Desa Jehem, Tembuku, Jumat (1/12) malam yang menewaskan dua orang lanjut usia (lansia). (BP/ina)

DENPASAR, BALIPOST.com – Awal musim hujan yang terjadi pada akhir November hingga awal Desember 2023 telah mengakibatkan sejumlah bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah di Bali. Seperti, tanah longsor, banjir, dan pohon tumbang di beberapa titik. Bahkan, bencana ini telah memakan 3 korban jiwa dan menyebabkan sejumlah orang luka-luka.

Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin mengungkapkan bencana hidrometeorologi telah terjadi di beberapa titik di wilayah Bali. Di Banjar Jehem Kelod, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli telah terjadi longsor pada Kamis (30/11) malam mengakibatkan 2 orang meninggal dunia dan 1 rumah rusak berat.

Tanah longsor juga terjadi di Dusun Kampung Anyar, Desa Bukit, Kecamatan Karangasem yang menimbun bangunan pada Minggu (3/12) malam yang mengakibatkan 1 orang meninggal dunia dan 2 orang luka. Tanah longsor juga menutup akses jalan dengan ketebalan material longsor hingga 1 meter di Desa Sebatu, Kecamatan Tegalalang, Gianyar pada Jumat (1/12).

Baca juga:  Jelang Galungan, Badung Turunkan Tim Awasi Penimbun Sembako

Selain itu, banjir lumpur juga terjadi di Banjar Dinas Beten Waru, Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Karangasem pada Jumat (1/12) yang mengakibatkan lumpur menutup jalan umum namun masih dapat dilalui kendaraan. Kejadian pohon tumbang sejak Senin (27/11) hingga Senin (4/12) yang menghalangi akses jalan juga terjadi di 6 titik di Kabupaten Karangasem, 5 titik di Kabupaten Gianyar, 2 titik di Kabupaten Tabanan dan 2 titik di Kota Denpasar.

Baca juga:  Harga Beras Masih Tinggi di Nusa Penida

Rentin, mengatakan bahwa ada 4 kabupaten dan 17 kecamatan di Bali yang berpotensi terjadi banjir bandang di musim penghujan ini. Yaitu, di Kabupaten Buleleng terjadi di 4 kecamatan (Kecamatan Banjar, Busungbiu, Gerokgak, dan Seririt), Kabupaten Karangasem di 8 kecamatan (Kecamatan Abang, Bebandem, Karangasem, Kubu, Manggis, Rendang, Selat, dan Sidemen), Kabupaten Klungkung di 2 kecamatan (Kecamatan Dawan dan Kecamatan Klungkung), dan Kabupaten Tabanan terjadi di 3 kecamatan (Kecamatan Kerambitan, Penebel, dan Selemadeg Timur).

Selain itu, Rentin mengungkapkan bahwa ada 8 kabupaten di Bali berpotensi terjadi tanah longsor dengan kategori menengah-tinggi. Dimana, wilayah rawan longsor di Bali berdasarkan Katalog Wilayah Rawan Bencana yang dikeluarkan BNPB terdiri dari 39 desa/kelurahan dengan kategori tinggi dan 324 desa/kelurahan dengan kategori sedang yang tersebar di 8 kabupaten.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Terus Meningkat, Bangli Efektifkan Sanksi Denda

Untuk itu, Rentin menghimbau agar masyarakat selalu mewaspadai bencana hidrometeorologi yang terjadi di musim penghujan ini. Terutama mewaspadai daerah rawan banjir dan longsor dengan memperhatikan rambu-rambu rawan bencana di daerah yang dilalui. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mengurangi aktivitasi di luar rumah saat terjadi hujan yang disertai angin atau petir, membersihkan saluran air untuk mencegah banjir, menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi makanan bergizi atau vitamin jika diperlukan, dan memantau info terkait kebencanaan di kanal-kanal resmi pemerintah, seperti BMKG, BNPB atau BPBD. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *