Tim gabungan mengangkat jenazah korban erupsi Gunung Marapi di Nagari Batu Plano, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (5/12/2023). Data SAR Padang menyatakan sebanyak delapan jenazah pendaki berhasil dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Dr Achmad Mochtar di Bukittinggi untuk diidentifikasi. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban terkonfirmasi meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi, Sumatera Barat (SUmbar), bertambah menjadi 15 orang. Data itu hingga Selasa (5/12) pukul 22.28 WIB.

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan di Jakarta, Rabu (6/12), dikutip dari Kantor Berita Antara, sepuluh diantaranya sudah dapat teridentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI). Abdul mengatakan lima jenazah lainnya masih dalam proses identifikasi di RSUD Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi. Dengan adanya penambahan korban tersebut, maka jumlah pendaki yang masih belum bisa dievakuasi sebanyak delapan orang.

Baca juga:  Penanganan dan Pengendalian COVID-19 Tak Boleh Lengah

Hingga kini, kata dia, proses pencarian dan pertolongan masih terus dilakukan oleh tim gabungan. Gunung Marapi tercatat sudah mengalami erupsi sebanyak 46 kali.

“Erupsi terakhir tercatat melalui seismograf pada Selasa (5/12) pukul 06.24 WIB dengan amplitudo maksimum 25,1 mm dan durasi 80 detik. Gunung api dengan ketinggian 2.891 mdpl tersebut masih berstatus waspada atau Level II,” ujar Abdul.

BPBD Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar bersama tim gabungan terus memonitor perkembangan erupsi Gunung Marapi di lokasi guna melakukan tindakan cepat dalam penanganan evakuasi warga apabila kembali terjadi aktivitas vulkanik yang lebih besar.

Baca juga:  Ini, 3 Tugas Utama Pos PPKM Mikro

Masyarakat di sekitar Gunung Marapi, kata dia, diminta tidak melakukan aktivitas apapun pada jarak kurang dari tiga kilometer ari puncak. Selain itu masyarakat yang berada di empat kecamatan terdekat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.

Masyarakat diimbau agar memakai masker ketika beraktivitas di luar ruangan dan diharapkan tetap tenang dan tidak terpancing isu yang masih simpang siur dan tidak menyebarkan informasi yang belum bisa diverifikasi kebenarannya. “Harap selalu mengikuti arahan dan imbauan dari pemerintah daerah setempat,” ucapnya. (kmb/balipost)

Baca juga:  Musim Kemarau, Bali Diminta Waspadai Kebakaran TPA
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *