DENPASAR, BALIPOST.com – Formalin dan Rhodamin masih ditemukan pada pangan yang beredar di Bali. Ini menandakan masyarakat belum sepenuhnya sadar untuk menjaga dirinya sendiri dari obat dan pangan yang dapat membahayakan kesehatan.

Menurut Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan di Denpasar, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, dalam gala dinner di Sanur, Denpasar, Rabu (6/12), dalam upaya mengurangi penggunaan rhodamin, pihaknya melakukan inovasi Bali Bebas Rhodamin (Babe Amin). Sosialisasi, edukasi dilakukan ke masyarakat dan sentral-sentral pembuatan jajanan Bali.

Baca juga:  Tabanan Masih Tambah Kasus COVID-19, Guru hingga Ibu Hamil

Dalam kesempatan itu, ia juga mengutarakan nilai indeks kesadaran masyarakat Bali akan obat dan makanan yang aman dikonsumsi mencapai 84. Nilai ini meningkat sebanyak enam poin dari tahun sebelumnya yang berkisar 78.

Nilai ini didapatkan setelah pihak ketiga melakukan survei di sejumlah tempat di Bali.

Selain itu, dari pemantauan di desa-desa, BBPOM menemukan penggunaan bahan kimia obat pada obat tradisional, atau disebut Obat Tradisional mengandung Bahan Kimia Obat. Mengkonsumsi obat tradisional mengandung bahan kimia obat ini akan dapat membahayakan kesehatan tubuh karena dosisnya tidak jelas dan tanpa adanya diagnosa dari dokter yang mempunyai kewenangan. Untuk menekan konsumsinya dibuatlah Inovasi Bina Obat Tradisional Aman Berkualitas Tanpa Bahan Kimia Obat atau disingkat Sibotak Tahan KO. (Eka Adhiyasa/balipost)

Baca juga:  Terlibat Narkoba, Oknum Bendesa Adat Ditangkap

Simak selengkapnya di video

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *