Warga dilibatkan dalam pelipatan surat suara. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ketua KPU Provinsi Bali,  I Dewa Agung Gede Lidartawan, mengatakan distribusi surat suara untuk telah didistribusikan penuh ke Kabupaten Buleleng dan Kota Denpasar. Dan saat ini, distribusi surat suara terus bergerak ke daerah lainnya di Bali. Dipastikan, surat suara sudah seluruhnya tercetak pada awal Januari 2024.

Apalagi, surat suara (selain DPD RI) dicetak di Bali sehingga bisa dikontrol dan diawasi dengan ketat. Data jumlah surat suara yang tercetak sudah terkoneksi ke sistem informasi logistik (Silog) yang dikelola oleh KPU RI. Sehingga, akan kelihatan berapa persen yang sudah tercetak.

“Saya jamin dari beberapa perusahaan pemenang tender untuk mencetak surat suara aman dan clear semua pada awal Januari 2024, dan kkebetulan semua di cetak di sini (di Bali,red), selain DPD RI,” tegas Lidartawan, Rabu (6/12).

Baca juga:  Bursa Capres 2024, Survei Sebut Dua Kandidat Ini Bersaing Ketat

Terkait data pemilih, Lidartawan mengungkapkan bahwa KPU Bali telah berupaya melakukan pendataan data pemilih. Terutama pemilih yang termarjinalkan, seperti pekerja malam. Sebab, banyak warga luar Bali yang “bekerja malam” di Bali. Sosialisasi yang mendatangi langsung ke tempat kerjanya telah dilakukan agar semua terlayani untuk menggunakan hak suaranya pada pemilu 2024.

Lidartawan optimis partisipasi pemilih di Bali mencapai 83 % dari total 3.269.516 orang pemilih pada pemilu 2024. Apalagi, pada pemilu sebelumnya partisipasi pemilih mencapai 82,7 %. Caranya, melibatkan Babinsa dan Babinkamtibnas untuk ikut mencari ke pelosok-pelosok bagaimana pemilih mendata pemilih-pemilih yang tidak memerlukan KTP. “Kita sudah lakukan itu waktu saya dua periode menjadi Ketua KPU Kabupaten Bangli. Bahkan, mendapat dukungan dari TNI/Polri,” ujarnya.

Baca juga:  Jual Burung Jalak Putih, Warga Yeh Sumbul Ditahan

Kendati demikian, saat ini strategi itu sulit dilakukan. Sebab, harus ada bukti KTP. Dan kalau sudah meninggal harus memiliki akta kematian. Mengingat pengalaman pada Pilkada sebelumnya, ada ratusan warga di Kabupaten Badung yang masih hidup tetapi akta kematian sudah muncul. Oleh karena itu, KPU Bali terus gencar melakukan sosialisasi dari tingkat SMA hingga ke mahasiswa se-Bali.

Selain itu, target partisipasi pemilih 83 % ini bisa tercapai karena sistem adat di Bali sangat kuat. Saat hari H pemilihan, biasanya ada suara kentongan (kulkul) pada pukul 07.00 Wita yang mengisyaratkan masyarakat harus berpartisipasi untuk memilih. “Inilah salah satu yang menyebabkan masyarakat berbondong-bondong ke TPS. Mungkin ini membedakan dengan daerah lain,” tandasnya.

Baca juga:  Sepekan Masa Kampanye, Bawaslu Bali Terima Dua Laporan Pelanggaran

Sementara untuk mitigasi bencana apabila terjadi bencana alam pada saat pemilihan, Lidartawan mengatakan KPU Bali telah mengantisipasinya. Yaitu, dengan melakukan pemilu susulan. Bahkan, hal ini sudah dipolakan terkait bagaimana kesiapan surat suara. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *