Sejumlah siswa memungut sampah plastik di rongga bebatuan besar pengaman pantai di Pantai Delod Berawah. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Sistem pengaman pantai berbahan batu di sejumlah pantai di Jembrana selain melindungi abrasi, juga menimbulkan persoalan terkait kebersihan. Dengan seringnya sampah kiriman saat air laut pasang, sampah-sampah kecil berbahan plastik masuk ke rongga batu pengaman dan sulit dibersihkan. Kondisi ini juga dialami di beberapa pantai Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Jembrana, seperti Delod Berawah, Baluk, Perancak dan Gilimanuk.

Seperti di obyek wisata Pantai Delod Berawah di Kecamatan Mendoyo, sampah kiriman rutin menyelimuti pantai setelah air laut pasang. Sampah di pantai masih bisa dibersihkan dengan pembersihan rutin dari desa, maupun bantuan dari warga peduli kebersihan pantai. Namun sampah-sampah plastik yang masuk ke rongga bebatuan besar di senderan agak sulit dibersihkan. Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Delodberawah, Nyoman Karsika, Minggu (10/12) kemarin mengakui sampah kiriman menjadi persoalan dalam upaya menjaga kebersihan. Terutama yang masuk ke rongga senderan batu amor yang belum lama ini terpasang. Sampah yang di pantai terkadang kembali bersih sendiri kembali ditarik ke laut, namun yang masuk di rongga senderan batu masih tertinggal.

Baca juga:  Gunakan Hak Pilih, Giri Prasta Optimis KBS-Ace Menang Telak di Badung

“Sampah di pantai merupakan sampah kiriman dari laut. Dari desa ada petugas untuk melakukan pembersihan secara rutin. Kami dari Pokdarwis juga menyediakan tempat sampah untuk pengunjung membuang sampah. Yang agak sulit dibersihkan di rongga batu pengaman pantai,” katanya. Karena itu untuk meminimalisir sampah dari pengunjung dibuang di rongga batu pengaman pantai, Pokdarwis selain menyediakan tempat sampah juga memasang papan himbauan menjaga kebersihan buah karya dari siswa-siswi SMA N 2 Mendoyo akhir pekan lalu.

Baca juga:  Di 2050, Diprediksi Lebih Banyak Sampah Plastik Dibandingkan Ikan di Laut

Saat pembersihan pantai yang diikuti ratusan siswa dan guru SMA N 2 Mendoyo itu, juga mengalami kesulitan ketika memungut sampah plastik di rongga batu pengaman. Terutama sampah plastik yang sudah masuk ke dalam atau dasar batu.

Kepala SMA N 2 Mendoyo, I Komang Winata mengatakan aksi bersih pantai yang dilakukan para siswa di jeda ujian akhir semester ini untuk membentuk karakter siswa mencintai lingkungan. “Siswa juga membuat papan himbauan menjaga kebersihan dengan tiga bahasa, Inggris, Indonesia dan aksara Bali. Ini juga sebagai bentuk literasi menambah wawasan dalam upaya menjaga lingkungan,” ujarnya.

Baca juga:  Buntut Pemecatan Arya Wedakarna, Sekretariat DPD RI Bali Lakukan Antisipasi Kerawanan

Aksi bersih pantai yang juga melibatkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana, Desa Delod Berawah dan Dinas Lingkungan Hidup Jembrana ini siswa mengumpulkan sampah hingga puluhan karung plastik. (Surya Dharma/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *