SINGARAJA, BALIPOST.com – Memiliki luas wilayah paling luas di Bali, Kabupaten Buleleng merupakan salah satu yang belum maksimal dalam hal pengelolaan sampah. Hal ini dikarenakan minimnya keberadaan Tempat Pembuangan Akhir termasuk Tempat Pengelolaan Sampah 3R.
Tak pelak kondisi inipun membuat TPA Bengkala, yang terletak di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan mengalami over kapasitas dari tahun ke tahun. Data terakhir menunjukkan Buleleng yang luasnya sepertiga Bali hanya memiliki 52 TPS3R dari 129 desa yang ada.
Dari jumlah itu, semuanya juga belum beroperasi maksimal. Hal inilah yang mengakibatkan sampah yang dibuang ke TPA Bengkala mencapai 150 ton per harinya. Berbagai permasalahan pun muncul dalam pengusulan untuk pembangunan TPS3R di masing – masing desa. Mulai dari terkendala lahan, dukungan dari pemerintah desa dan masyarakat serta keberlanjutan program Reduce, Reuse, Recycle yang akan dilaksanakan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat, Rabu (13/12), mengakui penanganan sampah di Kabupaten Buleleng belum maksimal khususnya di tingkat desa. Apalagi saat hari suci keagamaan, suplai ke TPA Bengkala sangat tinggi.
Untuk yang di 19 kelurahan sudah didukung langsung. Hanya saja beberapa desa karena tidak memiliki TPS3R langsung melakukan suplai ke TPA Bengkala.
Tim Teknis Balai Prasarana Permukiman wilayah Bali Made Dwi mengatakan, pada tahun ini Bali menerima 60 usulan bantuan TPS3R. Dari usulan tersebut sebanyak 36 usulan telah lolos administrasi.
Ada 10 di antaranya merupakan usulan dari desa/kelurahan di Kabupaten Buleleng. Pihaknya pun ditugaskan untuk melakukan verifikasi di dua desa yakni, Desa Adat Buleleng dan Desa Nagasepaha, Kecamatan Buleleng.
Syarat penerima bantuan selain tersedia lokasi. Syarat terpentingnya kalau sudah beroperasi tidak boleh macet alias harus terus berkelanjutan. (Nyoman Yudha/balipost)