GIANYAR, BALIPOST.com – Jembatan Tukad Petanu A yang berlokasi di Jalan Raya Wisma Gajah Mada, tepatnya di atas Vihara Amurva Bumi, Kecamatan Blahbatuh yang tali sling putus sudah mulai dikerjakan pembongkaran oleh instansi terkait.
Kepala Satuan Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang SKPD-TP Provinsi Bali BBPJN Jatim-Bali, Putu Agus Dudy Paramaartha, Kamis (14/12) mengatakan, hasil survai tali sling Jembatan Tukad Petanu A putus sehingga kondisi tidak stabil dan sangat berbahaya sehingga diputuskan jembatan dibongkar secara permanen.
Agus Dudy mengungkapkan, Kasaker SKPD TP Bali dibawah instansi Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Jawa Timur-Bali mengelola jalan dari Simpang Tohpati sampai jalur Untung Surapati Flamboyan Semarapura, jalan nasional termasuk beberapa jembatan yang terdapat di sana. “Kewenangan kami untuk mengelolanya,” ucapnya.
Dijelaskannya, salah yang dikelola Kasaker SKPD TP Bali yaitu jembatan Tukad Petanu A yang merupakan jembatan Peninggalan Belanda dibangun Tahun 1930. Jembatan gantung rangka baja dengan panjang 65,7 meter saat ini sudah tidak difungsikan lagi.
Agus Dudy memaparkan Kasaker SKPD TP Bali sudah punya program Jembatan Tukad Petanu A tersebut akan dibongkar Tahun 2024 dengan perencanaan persiapan dana. Tiba-tiba Tanggal 1 Desember 2023 jembatan tersebut mengalami kerusakan, taling sling putus sehingga kondisi jembatan menjadi tidak stabil lagi.
Posisi jembatan sudah dalam posisi miring. “Untuk mengantisipasi hal yang lebih buruk dan berisiko kami putuskan untuk segera melakukan penanganan jembatan yang putus tersebut, penanganan dalam bentuk dibongkar secara permanen,” jelas Putu Agus Dudy Paramaartha.
Sementara itu PPK SKPD TP Provinsi Bali, I Putu Karunia menyampaikan dalam penanganan Jembatan Tukad Petanu A PPK telah berkoordinasi dengan Polsek Blahbatuh. Dalam pengerjaan kemungkinan terjadi gangguan lalu lintas saat saat alat berat crane beroperasi.
SKPD-TP Provinsi Bali meminta dukungan masyarakat tidak berkerumun di lokasi jembatan. “Pada saat pekerjaan pembongkaran, crane dioperasikan agar pengguna jalan dapat mencari jalan alternatif lainnya karena potensi pengalihan arus lalu lintas dalam pengerjaan ini sangat tinggi,” tegas Putu Karunia.(Wiryana/Balipost)