BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Tegalalang di Kecamatan Bangli tetap mempertahankan keberadaan tempat pemandian umum sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya. Meskipun hampir semua penduduk sudah memiliki fasilitas kamar mandi di rumah masing-masing, tempat pemandian umum tersebut masih sering digunakan oleh warga.

Bendesa Adat Tegalalang, I Wayan Miarsa menyebutkan terdapat dua tempat pemandian umum yang masih berfungsi di Tegalalang, dinamai anakan Dedari dan anakan Tegalalang. Tempat pemandian tersebut masih sering dimanfaatkan oleh warga untuk mandi dan mencuci. Selain itu, ketika pasokan air PDAM mengalami gangguan, tempat pemandian umum ini juga menjadi alternatif bagi masyarakat dari banjar lainnya. “Seperti waktu ini hampir seminggu air PDAM tidak mengalir, warga dari Banjar lainnya banyak yang datang untuk ambil air, mandi, dan mencuci karena memang debit airnya cukup besar,” katanya.

Sebagai upaya untuk menjaga keberlangsungan tempat pemandian umum, Miarsa menyebut pihaknya rutin melaksanakan gotong-royong untuk menjaga kebersihan tempat tersebut. Selain itu baru-baru ini pihaknya juga telah melakukan penataan yakni dengan membuatkan bilik mandi untuk wanita. “Kami juga membangun jembatan untuk mempermudah akses ke tempat pemandian karena lokasinya berada di seberang sungai,” ujarnya.

Pihaknya juga menata areal sumber mata air yang selama ini disucikan masyarakat dan dimanfaatkan untuk ritual agama seperti pemelastian. Lokasinya berada dekat tempat pemandian umum itu.

Penataan tempat pemandian tersebut merupakan bagian dari program Desa Adat Tegalalang di bidang palemahan. Sedangkan di bidang parhyangan, salah satu program yang dilaksanakan yakni melakukan perbaikan/pemeliharaan tempat suci. “Di bidang pawongan kami melaksanakan program pembinaan terhadap krama yowana, paiketan Krama istri, paiketan pecalang dan lainnya,” pungkasnya. (Dayu Swasrina/balipost)

Simak selengkapnya di video