DENPASAR, BALIPOST.com – Bank Indonesia Kantor Perwakilan Bali (KPw) Bali mencatat peredaran uang yang cukup kuat pada Desember 2023. Peredaran uang mencapai Rp 2,82 triliun, naik dibandingkan Desember 2022 yang hanya Rp 2,2 triliun.
Kepala KPw BI Bali, Erwin Soeriadimadja, Selasa (22/1) mengatakan, angka Rp 2,8 triliun telah diperkirakan sebelumnya. Namun proyeksi tersebut lebih tinggi 4,4 persen dari proyeksi atau perkiraan kebutuhan terhadap uang tunai sebesar Rp 2,7 triliun.
“Target kita Rp 2,6 triliun, jadi realisasinya ada sedikit lebih besar di bawah 10 persen, tapi masih dalam target kita,” ujarnya.
Peningkatan peredaran uang tersebut dikatakan karena peningkatan jumlah wisatawan dan adanya pencairan BLT. Peredaran uang itu juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Bali.
Meski peredaran uang meningkat signifikan, ia meyakini tak berdampak signifikan pada inflasi. Sebab, inflasi Bali lebih dominan disebabkan oleh komponen stok volatile food, sementara Januari sudah memasuki musim produksi bahan pangan.
Terpisah, pengamat ekonomi, Prof. IB Raka Suardana mengatakan, akhir tahun jelang 2024, pergerakan dan mobilitas orang sangat banyak, baik secara fisik maupun moneter. Semuanya berdampak pada peningkatan harga (inflasi sesaat), karena secara teori permintaan meningkat akan diiringi dengan kenaikan harga.
“Secara ekonomi bagus karena dapat menggeliatkan ekonomi, dan pasti berbelanja berapapun harganya,” ujarnya.
Meskipun inflasi tidak bisa dihitung dalam waktu singkat atau sesaat, namun dengan peredaran uang yang meningkat pada Desember, ia meyakini akan terjadi peningkatan harga pada Januari 2024. “Tapi ketika barang-barang itu digelontorkan, mudah diperoleh, ketersediannya ada, dia pasti akan turun harganya,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)