DEPOK, BALIPOST.com – Publikasi jurnal internasional kategori Quartile (Q)1, yang merupakan jurnal internasional terindeks Scopus yang memiliki pengaruh paling besar di antara kategori lainnya (Q2,Q3 dan Q4) didominasi oleh Universitas Indonesia (UI)sepanjang tahun 2023 di Indonesia.
Direktur Riset dan Pengembangan UI, Munawar Khalil, S.Si., M.Eng.Sc., Ph.D dalam keterangannya, dikutip dari kantor berita Antara, Minggu (7/1), mengatakan bahwa posisi publikasi UI berpengaruh penting terhadap pemeringkatan internasional karena salah satu kriteria pemeringkatan adalah jumlah sitasi jurnal ilmiah.
Berdasarkan data dari SciVal per tanggal 29 Desember 2023, terlihat adanya kenaikan signifikan pada porsi publikasi UI di jurnal Q1, yakni dari 29,3 persen pada 2022 menjadi 34,9 persen pada 2023. Kenaikan ini menegaskan bahwa jumlah publikasi Q1 UI merupakan yang terbanyak di Indonesia.
Padahal, selama lima tahun terakhir, publikasi UI didominasi oleh jurnal Q3. Porsi komposisi subject area riset sejak 2018 berdasarkan Scival adalah Natural Sciences (33,1 persen), Life Sciences and Medicine (39,1 persen), Engineering & Technology (38,3 persen), Social Sciences & Management (18,2 persen), dan Art & Humanities (2,6 persen).
Menurut dia artikel yang masuk dalam jurnal Q1 cenderung mendapat sitasi yang lebih banyak karena masyarakat percaya bahwa jurnal-jurnal yang bagus pasti memuat artikel-artikel yang berkualitas. “Kami berharap di tahun 2024, publikasi UI di jurnal Q1 bisa berada di atas 50 persen. Sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP), target UI di tahun 2025 adalah menjadi di Top 5 ASEAN,” katanya.
Publikasi riset Q1 pada universitas-universitas Top 5 ASEAN saat ini sudah berada di atas 70 persen.
Menurut dia target tersebut bukanlah hal yang mustahil karena UI melakukan berbagai strategi dalam transformasi riset. Penelitian UI yang awalnya berfokus pada kuantitas, kini bergeser ke kualitas.
Untuk itu katanya UI mendorong para peneliti untuk mempublikasikan hasil risetnya di jurnal mana pun agar jumlah artikel meningkat dan budaya menulis di kalangan peneliti semakin tumbuh.
Namun, sejak tahun 2020-an, fokus UI berubah karena zaman dan tantangan berubah. Publikasi UI tidak lagi mengejar kuantitas, tetapi kualitas, sehingga riset-riset yang dilakukan dapat dimuat dalam jurnal-jurnal terbaik dunia.
Khalil menyebut setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam publikasi internasional, yakni kolaborasi internasional, topik penelitian, dan pendanaan. Penelitian saat ini tentunya tidak terbatas pada satu bidang ilmu. (Kmb/Balipost)