SINGARAJA, BALIPOST.com – Kementerian ESDM melalui PT Technical Geophysical Services (TGS), Rabu (10/1) akan mulai melakukan survei potensi minyak dan gas bumi (migas) yang ada di wilayah perairan Bali Utara. Sebanyak 52 rumpon milik nelayan pun sudah mulai diangkat dan dibawa ke darat, tepatnya di Pelabuhan Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, sejak 29 Desember 2023 lalu.
Dikonfirmasi, Selasa (9/1), Senior Publik Relation PT TGS Sholahudin Achamad mengatakan hingga saat ini jumlah rumpon milik nelayan yang sudah diangkut sebanyak 52 buah. Jumlah itu baru setengah dari rumpun milik nelayan yang berada di kawasan pesisir Utara Bali. Pengangkatan rumpun milik nelayan ini tergolong molor dari jadwal yang sudah ditetapkan. Pasalnya rumpon milik nelayan di Kabupaten Buleleng tergolong besar, sehingga kapal pengangkut hanya bisa membawa 12 sampai 13 rumpun ke daratan. “Ini kita masih bergerak terus. Kami tidak menyangka rumpon – rumpon milik nelayan lumayan besar,” terangnya
Sejauh ini, menurut Sholahudin Achamad, PT TGS mengerahkan 5 unit kapal tugboat untuk menyusuri lintas garis pesisir pantai untuk mengangkut rumpon milik nelayan setempat.Pihaknya menargetkan selama 7 hari ke depan, pembersihan rumpon milik nelayan akan rampung dilaksanakan. “Saat ini yang sudah dibersihkan dari titik Pelabuhan Celukan Bawang hingga ke titik tengah. Sisanya kita kejar dalam beberapa hari ke depan,” pungkasnya.
Pihaknya memastikan, akan mulai melakukan survey di perairan laut utara bali pada Rabu (10/1) esok. Survey akan dilaksanakan dari Kawasan Pelabuhan Celukan Bawang menyisir ke sisi tengah dan timur. “ esok kita sudah mulai bergerak, walaupun belum bersih semua rumponnya. Ini sambil jalan juga,”tutupnya. (Nyoman Yudha/Balipost)