TABANAN, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Tabanan memutuskan untuk tidak menyelenggarakan lomba ogoh-ogoh di tingkat kabupaten dalam rangka menyambut Nyepi tahun ini. Meski demikian, pengarakan ogoh-ogoh tetap dilakukan yang teknisnya diserahkan ke masing-masing desa adat.
Sekda Tabanan I Gede Susila mengatakan, sesuai dengan arahan bupati para yowana masih tetap bisa membuat ogoh-ogoh untuk melestarikan adat dan tradisi yang sudah ada sejak dahulu. Hanya saja, berbeda dengan tahun sebelumnya tahun ini tidak ada lomba dan parade.
Prosesi pengarakan teknisnya diserahkan ke masing-masing desa adat, tanpa mengganggu keamanan di masyarakat. “Ogoh-ogoh tetap dilaksanakan sesuai arahan bapak bupati, silakan desa adat yang mengatur,” terangnya, Selasa (23/1).
Menurutnya, pada rahina Tilem Sasih Kasanga atau Pangerupukan, merupakan hari raya yang sangat ditunggu-tunggu para yowana di Bali, khususnya Tabanan. Lantaran pada sehari sebelum Nyepi ini mereka bisa mengekspresikan diri melalui kreativitas seni dalam kreativitas ogoh-ogoh.
Dalam pembuatan ogoh-ogoh ini banyak kreativitas seni yang bisa digarap untuk dikolaborasikan. Sebab tidak hanya ogoh-ogoh saja, tetapi seni tari dan musik gamelan juga turut ditampilkan untuk menunjang ogoh-ogoh saat pawai di wewidangan desa adat yang melibatkan seluruh anggota yowana atau sekaa teruna.
Terpisah, Ketua MDA Tabanan Wayan Tontra membenarkan tidak ada larangan pembuatan ogoh-ogoh. Hanya saja, memang tidak ada lomba atau parade di tingkat kabupaten seperti tahun tahun sebelumnya.
Tontra pun mengimbau agar ogoh-ogoh yang dibuat sesuai dengan kaedah yang ada. Artinya, dalam bentuk raksasa atau bhuta kala. Pihaknya juga akan membuat surat edaran ke masing-masing desa adat, namun sebelumnya akan merapatkan majelis alit. “Jangan sampai bentuknya seperti orang atau tokoh tertentu, termasuk juga ada simbol simbol partai,” tegasnya.
Keputusan ini diambil dengan pertimbangan, antara lain, karena tahun ini merupakan tahun politik. Lomba ogoh-ogoh pada tahun Pemilu dianggap rawan dan Tontra menekankan bahwa seni adalah sesuatu yang subjektif. (Puspawati/balipost)