DENPASAR, BALIPOST.com – Gempa yang terjadi pada pukul 17.33 WITA, Sabtu (27/1), terjadi di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa, Jember. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,5.
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, S.Si., M.Si., episenter gempabumi terletak pada koordinat 11,56° LS ; 113,36° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 370 Km arah barat daya Kuta Selatan, Bali pada kedalaman 10 km. “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan di luar zona subduksi (outerrise zone). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault),” jelas Daryono dalam keterangan tertulisnya.
Disampaikannya, gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Kuta, Mataram dan Lombok Barat dengan skala intensitas III MMI, daerah Denpasar dan Gianyar dengan skala intensitas II MMI. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
“Hingga pukul 17.50 WITA, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan,” paparnya.
Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, Made Rentin mengatakan ada 3 kabupaten yang tidak merasakan getaran gempa, yakni Jembrana, Buleleng, dan Karangasem. Sisanya, yakni Kota Denpasar, Badung, Bangli, Klungkung, Gianyar, dan Tabanan, merasakan gempa ini. Hasil koordinasi sementara, belum ada laporan kerusakan dari gempa di atas 5 SR ini. (Diah Dewi/balipost)