SINGARAJA, BALIPOST.com – Singaraja bulan lalu masuk menjadi lima kota dengan Inflasi tertinggi di Indonesia. Tantangan itu kini ditambah dengan naiknya harga beras dan sembako menjelang hari pencoblosan Pemilu Serentak 14 Februari 2024.
Pemerintah Kabupaten Buleleng terus mengoptimalkan upaya-upaya untuk mengendalikan tingkat inflasi. Khususnya yang telah dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Buleleng.
TPID ini terus bekerja maksimal mengendalikan harga agar masyarakat Buleleng bisa terpenuhi kebutuhannya dan terjaganya daya beli. Bahkan data terbaru BPS per 29 Januari menunjukan, terjadi penurunan di sejumlah kebutuhan pokok. Hanya saja beras masih berada di kisaran Rp 15.500 per kilogram.
Penjabat Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana Selasa (30/1) mengatakan jika harga beras lebih murah, daya beli masyarakat bisa terjaga. Oleh karena itu, ke depan komoditas yang berpengaruh terhadap inflasi itu memang benar-benar harus jadi perhatian yang serius di Buleleng.
Pemkab Buleleng sudah merancang anggaran Rp 100 juta untuk subsidi transportasi pengendalian inflasi. Juga melakukan intervensi harga dan sedang mengusulkan pencairan dana BTT untuk membiayai ongkos transportasi angkut kendaraan dari luar Bali. Sehingga tidak menambah beban harga dari pembelian cabai. (Nyoman Yudha/balipost)