Ilustrasi. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Seorang lansia berinisial NMS (61) ditemukan meninggal diduga karena sakit di rumahnya, Kerobokan, Kuta Utara, Selasa (30/1). Kondisi jasad korban dari hidung dan mulut mengeluarkan darah dan pergelangan tangan kiri ada bekas luka sayatan. Sebelum meninggal korban sempat mengatakan ingin mati.

Kasi Humas Polres Badung Iptu Ketut Sudana, Rabu (31/1) menjelaskan, korban tinggal di TKP bersama anaknya, IPDP (36) dan menantu, DPE (36). Pada Selasa pukul 13.30 WITA, IPDP tiba di rumah dari bekerja dan melihat korban sedang tidur.

Selanjutnya ia pergi ke kamar untuk tidur siang. Pukul 15.45 WITA, IPDP bangun tidur dan pergi ke kamar ibunya dan melihat masih posisi tidur. Namun ia curiga karena kondisi perut korban membesar dan setelah dicek ternyata sudah tidak bernafas.

Baca juga:  Ayah Gde Wiratha Berpulang

IPDP langsung menelepon istrinya, DPE dan memberi tahu jika korban sudah meninggal.
Berdasarkan keterangan IPDP, sebelum meninggal korban sempat cerita kenalan dengan seseorang di media sosial yakni sekitar Oktober 2023. Orang tersebut mengirimkan sebuah paket yang katanya berisi uang, pakaian, dan perhiasan.

“Menurut saksi (IPDP) tanggal 22 Januari 2024 korban minta uang Rp 25 juta dengan alasan untuk biaya operasi adiknya. Saksi langsung memberikan uang tersebut kepada korban,” kata Sudana.

Baca juga:  Masuk Zona Merah, Vaksin Rabies Fokus di Kuta Selatan

Keesokan hari IPDP menanyakan uang itu dan korban menyampaikan sudah diambil adiknya. Pada 25 Januari lalu, korban kembali minta uang Rp 50 juta dengan alasan dipinjam tetangganya untuk biaya operasi.

Karena tahu ibunya berbohong, IPDP tidak langsung memberikan uang tersebut. IPDP menyuruh orang yang meminjam uang agar bertemu langsung dengannya.

“Korban mencari alasan lain dengan mengatakan bahwa ada orang yang ingin meminjam uang tersebut dan akan mengembalikan uang berikut dengan bunganya. Namun ditolak anaknya,” ungkapnya.

Baca juga:  BJ Habibie Meninggal Dunia

Karena tidak diberi uang, korban sempat mengatakan rugi memiliki anak karena tidak mau membantu. Selain itu korban mengatakan ingin mati, tapi IPDP berpikir hal tersebut hanya ucapan saja.

Selain itu korban sebelumnya pernah mengeluh punya gejala sakit asam urat, kolesterol dan diabetes. “Hasil pemeriksaan anggota Identifikasi Polres Badung tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di jasad korban. Selanjutnya jasad korban dibawa ke RSUP Prof. Ngoerah, Sanglah, Denpasar, menggunakan ambulans BPBD Kabupaten Badung,” tutupnya. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *