SEMARAPURA, BALIPOST.com – Rangkaian proses ngodakin pelawatan Barong dan Rangda di Desa Adat Dalem Setra Batununggul, akhirnya dilanjutkan dengan prosesi melaspas dan pasupati di Pura Dalem desa setempat.

Mendak Ida Bhatara Pelawatan di Merajan Agung Ubud melibatkan krama, Pakis dan Sekaa Teruna sebanyak 250 orang.

Krama setempat sangat antusias terlibat langsung dalam kegiatan ini.

Bendesa Adat Dalem Setra Batununggul, I Dewa Ketut Anom Astika, pada Kamis, 1 Februari 2024 menyampaikan persiapan upacara ngodakin dilangsungkan sejak selama enam bulan sebelumnya.

Pada pertengahan November dilaksanakan upacara Nebes di Pura Batununggul dan prerai atau tapel disungsung menuju Merajan Agung Ubud yang akan dilaksanakan proses ngodak.

Baca juga:  Desa Adat Jimbaran Jaga Kesakralan Pura Ulun Swi

Dalam tiga bulan tersebut, persiapan perlengkapan upakara dilakukan yang melibatkan semua warga, termasuk dari Sekaa Truna.

Setelah upacara mendak, Ida Bhatara Pelawatan kesusung menuju Nusa Penida. Selanjutnya, puncak upacara Melaspas dan Pasupati dilaksanakan di Pura Dalem dan pada malam harinya digelar upacara ngerehang di setra setempat.

Upacara Melaspas dan Pasupati dipuput oleh Ida Pedanda Gede Batuaji dari Geria Batuaji, Akah, Klungkung. Ida Pedanda Gede Batuaji menuturkan pelawatan barong dan rangda merupakan simbol jagat atau bumi.

Baca juga:  Provinsi Bali Layak Anak, Perkuat “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”

Sehingga pelawatan tersebut yang dijadikan sungsungan masyarakat wajib melaksanakan upacara melaspas dan pasupati. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan di masyarakat agar terhindar dari hal-hal yang negatif atau grubug.

Dalam Widi Sastra dijelaskan Saluirin Pralingga Widi Nyening sampun dados kesungsungan jagat, puniki patut keplaspas lan pasupati.

Memohon restu dan kekuatan magis taksu dari Ida Bhatara Siwa. Melepas dari proses ngodakin yang bersifat Buta Ita menjadi Dewa Ita yang nantinya menjadi kekuatan dan kerahayuan jagat masyarakat yang menyungsung Pelawatan Ida Bhatara

Baca juga:  Pemprov Bali Kremasi 11 Jenazah Terlantar

Barong dan Randa merupakan simbol jagat Rwa Bhineda konsep dualitas yang akan menjadi keseimbangan dan harmonisasi jagat dan masyarakat.

Semangat luar biasa krama dari mempersiapkan hingga puncak upacara pasupati.

Semangat ini sangat memantik dari proses ngodakin meski terhalang laut, tetapi semangat yang ditunjukan itu sangat luar biasa. Pihaknya sangat terharu melihat antusias krama semangat itu menumbuhkan ciri bakti ring ida Bhatara. (Bagiarta/balipost)

Simak selengkapnya di video

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *