Suasana Nyepi di Denpasar pada 2020. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Umat Hindu akan merayakan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1946 pada 11 Maret 2024. Agar pelaksanaan Hari suci Nyepi berjalan dengam khidmat dan khusyuk, pemuka agama dan tokoh masyarakat yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali, serta diketahui Kepala Kepolisian Daerah Bali, Komandan Komando Resor Militer 163/Wira Satya dan Pj. Gubernur Bali menyampaikan Seruan Bersama. Seruan Pelaksanaan Hari Suci Nyepi ini berdasarkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor: 7 Tahun 2023 tanggal 24 Oktober 2023 tentang Hari Libur Nasional, Cuti Bersama dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2024.

Ada 10 poin penting dalam seruan bersama ini. Pertama, umat Hindu melaksanakan rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1946, meliputi malis, pangerupukan, sipeng (catur bratha panyepian), dan ngembak geni dengan khidmat dan khusyuk.

Baca juga:  Dari Jalan Denpasar-Gilimanuk via Mendoyo Tutup Sementara hingga Dua Pleton Brimob Bersihkan Jalan

Kedua, penyedia jasa transportasi (darat, laut dan udara) tidak diperkenankan beroperasi selama pelaksanaan Hari Suci Nyepi, dari Senin tanggal 11 Maret 2024 pukul 06.00 WITA sampai dengan hari Selasa 12 Maret 2024 pukul 06.00 WITA.

Ketiga, lembaga penyiaran radio dan lembaga penyiaran televisi tidak diperkenankan untuk bersiaran selama pelaksanaan Hari Suci Nyepi, dari hari Senin 11 Maret 2024 pukul 06.00 WITA sampai dengan hari Selasa 12 Maret 2024 pukul 06.00 WITA.

Keempat, penyedia (provider) jasa seluler untuk mematikan data seluler dan seluruh penyedia jasa televisi untuk tidak mendistribusikan siaran, dari hari Senin tanggal 11 Maret 2024 pukul 06.00 WITA sampai dengan hari Selasa tanggal 12 Maret 2024 pukul 06.00 WITA.

Baca juga:  Hadiri KTT AIS di Bali, Sejumlah Kepala Negara Sudah Tiba

Kelima, masyarakat tidak diperkenankan bepergian/keluar rumah, menyalakan petasan/mercon, pengeras suara, bunyi-bunyian, lampu penerangan serta sejenisnya yang sifatnya mengganggu kesucian Hari Suci Nyepi dan membahayakan ketertiban umum. Kecuali untuk kepentingan umum dan kedaruratan yang nantinya akan diatur oleh lembaga/instansi terkait.

Keenam, usaha penyedia jasa akomodasi, penyedia jasa hiburan dan tempat wisata yang ada di Bali tidak diperkenankan mempromosikan usahanya dengan branding Hari Suci Nyepi.

Ketujuh, karena Hari Suci Nyepi diperkirakan bersamaan dengan awal Ramadhan 1445 Hijriyah, maka umat Islam melaksanakan sholat tarawih di rumah ibadah terdekat dengan berjalan kaki atau di rumah masing-masing. Tidak menggunakan pengeras suara serta dengan menggunakan lampu penerangan yang terbatas. Umat lain melaksanakan ibadah di rumah masing-masing.

Baca juga:  Sukanada Diprediksi Melenggang Mulus

Kedelapan, prajuru desa adat menugaskan pecalang dalam mengamankan rangkaian Hari Suci Nyepi di wilayahnya masing-masing dengan tegas dan humanis, serta berkoordinasi dengan aparat keamanan terkait.

Kesembilan, majelis-majelis agama dan lembaga sosial keagamaan serta instansi terkait agar menyosialisasikan seruan ini kepada seluruh umat beragama di Bali.

Dan poin kesepuluh, seluruh masyarakat wajib menaati seruan bersama ini.

Seruan bersama pelaksanaan Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1946 ini ditandatangi langsung oleh Ketua FKUB Provinsi Bali Ida Pengelingsir Agung Putra Sukahet, Kakanwil Kemenag Provinsi Bali Dr. Komang Sri Marheni, Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, Kapolda Bali Irjen. Pol. Ida Bagus Kd Putra Narendra, S.I.K.,M.Si., dan Komandan Korem 163/Wira Satya Brigjen TNI Agus M. Latif, tertanggal 2 Februari 2024. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *