LUMAJANG, BALIPOST.com – Gunung Semeru kembali erupsi. Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) erupsi sebanyak dua kali, dengan letusan setinggi 600 hingga 800 meter di atas puncak pada Kamis.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Kamis, 08 Februari 2024, pukul 06.04 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak, sekitar 4.276 meter di atas permukaan laut,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Liswanto di Gunung Sawur Kabupaten Lumajang, dikutip dari kantor berita Antara, Kamis (8/2).
Erupsi tersebut juga menyemburkan abu vulkanik yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.
Kemudian erupsi kedua terjadi pada pukul 07.31 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak (4.476 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah selatan. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 118 detik.
Laporan aktivitas kegempaan dan visual Gunung Semeru pada Kamis pukul 06.00-12.00 WIB tercatat sebanyak 17 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 15-22 mm, dua kali gempa guguran dengan amplitudo 3-4 mm.
Kemudian empat kali gempa embusan dengan amplitudo 4-8 mm dan tiga kali harmonik dengan amplitudo 3-7 mm.
Selanjutnya untuk pengamatan visual, Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-II, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 100 meter dari puncak.
Status Gunung Semeru pada level III atau siaga, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Kemudian di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (Kmb/Balipost)