MANGUPURA, BALIPOST.com – Perayaan valentine atau hari kasih sayang yang jatuh pada 14 Februari tiap tahunnya, selalu identik dengan pasangan dan keluarga. Namun, perayaan valentine bisa juga dilakukan dengan berbagi ke anak-anak panti asuhan yang memang membutuhkan uluran kasih.
Kegiatan ini yang dilakukan sejumlah mahasiswa dan pekerja sektor perhotelan. Mereka berbagi kasih dengan menyalurkan sembako dan kebutuhan sehari-hari ke panti asuhan.
Salah satu yang disasar, Yayasan Anak-anak Bali yang berlokasi di Dalung. Panti yang memiliki 18 anak-anak, dengan salah satunya masih bayi ini, diberikan bantuan berupa beras, minyak goreng, susu, sabun, alat pembersih, dan alat tulis.
Salah seorang alumni Monarch Bali Dalung, Yoga, mengaku senang bisa memberikan bantuan pada anak-anak panti asuhan, terutama di bulan yang identik dengan kasih sayang ini. Ia yang bekerja di kapal pesiar ini mengatakan sangat mendukung kegiatan-kegiatan sosial yang bisa memberikan dampak positif ke lingkungan.
Sementara itu, Ketua Yayasan Anak Anak Bali, Nyoman Kusala, mengaku sangat terbantu dengan adanya donatur. Sebab, sejak didirikan pada 2005, yayasan memang hidup dari para dermawan. “Yayasan ini didirikan sejumlah orang asing yang memiliki usaha di Bali dan punya kepedulian besar untuk membantu pendidikan dan perawatan kesehatan anak-anak yatim piatu dan kurang mampu di Bali. Pengelolaannya diserahkan pada orang lokal,” jelasnya.
Kusala yang bergabung sejak 2009 ini mengatakan awalnya yayasan memberikan bantuan perawatan kesehatan dan pendidikan bagi yatim piatu yang putus sekolah. Namun seiring makin mudahnya memperoleh akses kesehatan, yayasan kini lebih fokus memberikan pendidikan bagi anak-anak yatim piatu.
“Bantuan dari donatur akan sangat berguna untuk pembiayaan anak-anak. Kita berharap ada donatur yang bisa secara rutin memberikan bantuan setiap bulan, sehingga kebutuhan anak-anak bisa tercukupi. Seperti saat ini, karena merawat bayi, yayasan sangat membutuhkan keperluan bayi,” harapnya.
Saat ini, Yayasan Anak-anak Bali merawat 18 anak-anak. Mayoritas usia anak-anak yang dirawat, berkisar antara 12 hingga 15 tahun. Mereka berasal dari berbagai kabupaten/kota di Bali, bahkan ada dari luar Bali.
Jika sudah memasuki usia 18 tahun, anak-anak ini harus hidup mandiri dan tidak lagi ditampung di yayasan. “Kami ada 12 staf, mereka yang bertugas bergiliran untuk merawat anak-anak,” sebutnya.
Direktur Monarch Bali Dalung, Putu Rucita menyebut sudah sejak 2009 melakukan aksi jalinan kasih ini. Kegiatan rutin tahunan ini digelar di Bulan Kasih Sayang.
Memperingatinya pun, lanjut Rucita, menganut konsep Tri Hita Karana. Dibagi menjadi tiga kegiatan, yakni parhyangan, pawongan, palemahan, yang bisa diartikan memberikan kasih sayang kepada lingkungan, sesama, dan kepada Tuhan.
Untuk jalinan kasih ke panti asuhan merupakan bagian kegiatan pawongan. Pada tahun ini selain Yayasan Anak-anak Bali, pihaknya juga mengunjungi Panti Asuhan Gayatri di Tabanan “Jalinan kasih ini dilakukan bersama dengan alumni yang terhimpun dalam Alumni Monarch Bali, Brighters (mahasiswa), serta Yayasan Widi Sastra Nugraha, serta partner kampus yang peduli pada sesama,” ungkapnya.
Sedangkan kegiatan palemahan dilakukan lewat bersih sampah di pantai. Untuk kegiatan parhyangan dilakukan lewat tirta yatra ke sejumlah pura. “Jalinan kasih ini sudah menjadi tradisi yang dilakukan sejak 2009. Setiap tahun kampus bersama mahasiswa, seluruh karyawan selalu mengunjungi panti asuhan atau panti werda dan menjadi kewajiban kita membantu sesama,” imbuhnya. (Diah Dewi/balipost)