NEGARA, BALIPOST.com – Cuaca buruk di jalur penyeberangan Jawa-Bali belakangan ini berpotensi membahayakan angkutan penyeberangan. Antisipasi faktor alam tersebut, otoritas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk menerapkan penundaan penyeberangan atau buka tutup pelabuhan.
Seperti yang dilakukan pada Sabtu (24/2) sore, penyeberangan baik dari Ketapang maupun Gilimanuk dilakukan penundaan hampir 1 jam. Hal tersebut dilakukan lantaran terjadi hujan deras disertai angin kencang, yang berdampak terbatasnya jarak pandang nahkoda kapal penumpang (ferry).
Sehingga Satuan Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) memutuskan penundaan sementara penyeberangan antar pulau terpadat kedua di Indonesia tersebut. Pola penundaan dan mitigasi penyeberangan ini akan diterapkan lagi ketika gangguan alam kembali terjadi.
Koordinator Satuan Pelayanan (kasatpel) Pelabuhan Gilimanuk, I Made Dharma Yudha, mengatakan penundaan penyeberangan pada Sabtu sekitar pukul 16.00 WITA dilakukan setelah berkoordinasi dengan Satpel Pelabuhan Ketapang. “Hujan deras juga angin kencang yang mengganggu jarak pandang antar kapal, penundaan diterapkan,” kata Yudha.
Penyeberangan kembali dilakukan setelah cuaca buruk di Selat Bali mereda dan dipastikan aman untuk perlintasan kapal penumpang sekitar pukul 17.00 WITA. Kabut tebal mulai lenyap sehingga jarak pandang kembali normal.
Satpel Pelabuhan selanjutnya kembali melanjutkan pengaturan penyeberangan kapal penumpang di dua Pelabuhan tersebut. Pola “buka-tutup” ini akan diterapkan bila kondisi situasi di jalur penyeberangan kembali terjadi gangguan cuaca. (Surya Dharma/balipost)