Oleh : Dr. Ir. I Gusti Bagus Udayana, M.Si.
Pangan dalam konteks pertanian dan keamanan pangan, merujuk pada segala sesuatu yang dapat dikonsumsi atau digunakan untuk kebutuhan nutrisi manusia. Ini mencakup segala jenis makanan dan minuman yang diperoleh dari berbagai sumber seperti tanaman, hewan, laut, dan hasil pertanian.
Kenaikan harga pangan memiliki dampak yang signifikan, terutama terkait dengan inflasi dan daya beli masyarakat. Ketika harga pangan naik, ini cenderung mendorong inflasi karena biaya hidup meningkat. Inflasi yang tinggi kemudian mengurangi daya beli masyarakat, karena pendapatan yang tetap tidak dapat mengimbangi biaya yang semakin tinggi. Akibatnya, masyarakat cenderung mengurangi kegiatan belanja, yang pada gilirannya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Kenaikan harga pangan nasional bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya cuaca ekstrem seperti di banjir, kekeringan, atau bencana alam lainnya dapat mengganggu produksi pertanian dan mengurangi pasokan pangan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kenaikan harga.
Kenaikan biaya produksi. Naiknya harga bahan bakar, pupuk, dan biaya produksi pertanian lainnya dapat mendorong petani untuk menaikkan harga jual produk mereka. Juga bisa disebabkan jika permintaan akan pangan melebihi pasokan, harga pangan akan naik karena ada lebih banyak pembeli yang bersaing untuk produk yang terbatas.
Faktor lainnya yakni kenaikan harga bahan baku. Misalnya, jika harga pangan naik secara global, maka harga produk pangan dan produk turunannya juga bisa naik. Adanya aktivitas spekulasi di pasar komoditas dapat menyebabkan fluktuasi harga pangan yang signifikan.
Solusi untuk menangani masalah kenaikan harga pangan nasional bisa dilakukan dengan beragam cara. Di antaranya peningkatan produksi pertanian. Pemerintah dapat memberikan insentif kepada petani untuk meningkatkan produksi pertanian dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Kedua, pemerintah dapat memberikan subsidi kepada petani untuk membantu mereka menanggung biaya produksi, yang dapat membantu menjaga harga pangan tetap stabil.
Ketiga, pengelolaan krisis dimana pemerintah dapat mengadopsi kebijakan pengelolaan krisis untuk merespons cepat terhadap kondisi cuaca ekstrem atau bencana alam yang mempengaruhi produksi pertanian.
Diversifikasi Pangan
Selain itu juga bisa dilakukan diversifikasi produksi pertanian dapat membantu mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman dan memperkuat ketahanan pangan. Caranya dengan meningkatkan infrastruktur dan sistem distribusi dapat membantu memastikan pasokan pangan yang lebih efisien dari produsen ke konsumen. Edukasi mengenai praktik pertanian yang berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya alam dapat membantu petani mengurangi biaya produksi dan meningkatkan hasil tanaman.
Selanjutnya menerapkan aturan yang ketat untuk mencegah manipulasi pasar dan spekulasi yang dapat mengakibatkan fluktuasi harga yang tidak wajar.
Kombinasi dari beberapa solusi tersebut diperlukan untuk mengatasi masalah kenaikan harga pangan secara efektif. Faktor penyebab terjadinya kenaikan harga pangan lainnya, di antaranya perubahan iklim, belum memadainya infrastruktur pendukung pertanian, masih kurangnya pemanfaatan teknologi, lahan yang berkurang, kurangnya jumlah petani, hingga rendahnya produktivitas pertanian, dll.
Perkembangan sektor pertanian yang diikuti oleh kebijakan perdagangan pangan yang berorientasi pada kepentingan konsumen melalui penyederhanaan regulasi impor sehingga akses masyarakat dalam mendapatkan pangan dapat terjangkau. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan hadir untuk melindungi produsen maupun para petani dan konsumen agar terciptanya kesejahteraan. Oleh sebab itu, peran pemerintah sangat diperlukan dalam melakukan kebijakan ini. (*)
Penulis Kaprodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa