BANGLI, BALIPOST.com – Penjualan ogoh-ogoh berukuran kecil atau yang sering disebut dengan istilah ogoh-ogoh mini jelang Nyepi tahun ini tak selaris sebelumnya. Hal itu dirasakan Dewa Kusuma penjual ogoh-ogoh mini di Jalan Erlangga, Bangli.
Menurut dia, turunnya minat masyarakat membeli ogoh-ogoh mini dikarenakan Nyepi tahun ini berhimpitan dengan hari raya Galungan dan Kuningan. Dewa Kusuma mengatakan saat jelang Nyepi 2023, ogoh-ogoh mini yang dijualnya laris dibeli warga.
Sehari bisa laku 10 ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh mini biasanya digemari anak-anak untuk diarak saat hari pengerupukan atau sekedar dijadikan pajangan. “Kalau dulu cepat habis. Apalagi jelang hari Pengerupukan biasanya (stok) tinggal sedikit. Kalau sekarang minat yang beli turun 30-40 persen,” ungkapnya ditemui Kamis (7/3).
Hari raya Nyepi tahun ini yang berhimpitan dengan hari raya Galungan dan Kuningan, menurutnya cukup berpengaruh terhadap penjualan ogoh-ogoh mini. Hari raya Galungan, Kuningan dan Nyepi yang berdekatan otomatis membuat pengeluaran masyarakat meningkat.
Masyarakat tentunya lebih memprioritaskan uangnya untuk memenuhi kebutuhan upacara. “Selain itu sedikitnya kegiatan pawai juga berpengaruh. Kalau dulu sekolah-sekolah TK kan banyak mengadakan pawai ogoh-ogoh, mereka belinya di sini,” ujarnya.
Dewa Kusuma mengatakan dirinya menjajakan ogoh-ogoh mini dengan beragam jenis dan ukuran. Harganya pun bervariasi. Mulai dari Rp 80 ribu untuk ukuran yang terkecil dan termahal Rp 500 ribu.
Ia tidak menjual yang harga di atas itu karena susah laku. “Yang banyak diminati yang kecil. Yang harga sekitar Rp 80 ribu,” ucap pedagang asal Banjar Payuk, Desa Peninjoan itu seraya mengatakan ogoh-ogoh mini yang dijualnya didatangkan dari perajin di Gianyar. (Dayu Swasrina/balipost)