DENPASAR, BALIPOST.com – Konsistensinya memperkenalkan kain tradisional Bali, endek, berbuah manis bagi Ni Komang Lusi Damayanti. Perempuan desainer yang memiliki jenama Lusi Damai ini berhasil membawa endek mendunia dan menampilkan karyanya di Paris hingga Tokyo.
Sejumlah fashion show dengan memamerkan karyanya digelar di Paris, Prancis saat Pemerintah Provinsi Bali melakukan lawatan pada akhir 2022 silam. Alhasil, endek yang merupakan kain tenun khas Bali ini pun mendapat decak kagum dari para pengunjung. Sedangkan untuk di Tokyo, Jepang, dirinya kembali diajak saat perayaan Peringatan 65 Tahun Hubungan Diplomatik antara Indonesia dan Jepang di Wisma Duta KBRI Tokyo.
Lusi mengaku mimpinya jadi kenyataan karena bisa memperkenalkan busana endek sampai ke Paris, Prancis hingga Tokyo, Jepang. “Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Mimpi ini menjadi nyata dan saya mendapatkan bonus luar biasa, diberikan kesempatan menampilkan koleksi fesyen berbahan kain Endek asli Bali di Paris,” ujarnya.
Ia pun menuturkan sejak kecil memang sudah akrab dengan dunia pakaian. Karena orangtuanya memiliki usaha garmen, ia tak asing lagi dengan kegiatan jahit menjahit, beragam jenis kain, dan rancangan busana.
Sempat berkecimpung di dunia pariwisata karena ia lulusan jurusan pariwisata, ia pun akhirnya banting setir meneruskan usaha orangtuanya. Kain-kain yang ada di gudang milik orangtuanya pun akhirnya disulap menjadi ragam busana dengan sentuhan kain tenun endek.
Dari awalnya hanya membuat pakaian untuk dijual ke teman-temannya, kini ia sudah memiliki sejumlah toko dengan jenama Lusi Damai. Ia pun aktif di berbagai pameran dan peragaan busana, baik itu tingkat daerah hingga internasional.
Karena memang keinginan hatinya untuk menjalankan usaha garmen, bahan baku yang awalnya diperoleh dari belusukan di Pasar Klungkung, kini sudah diambil langsung ke sejumlah perajin. Menurutnya setiap perajin tenun memiliki ciri khas motif tersendiri.
Hal itulah yang membuat pakaian endeknya juga memiliki ciri khas. “Dalam setiap price tag pakaian kami selalu tulis nama pengrajinnya. Tujuannya agar penenun lokal juga dapat terangkat,” kata Lusi.
Dalam sebulan, ia pun mampu membukukan omzet Rp 30 juta sampai Rp 40 juta.
Ia mengatakan sejak 2013 selalu konsisten menggunakan endek dalam koleksi ready to wear yang bisa dikenakan oleh seluruh kalangan masyarakat. Koleksi Lusi Damai, lanjut Lusi, mencoba mengangkat kecantikan tenun dari berbagai kabupaten/kota di Bali. Misalnya saja, Songket Jembrana dipadankan dengan Tenun Seseh dengan desain busana yang modern agar bisa dikenakan oleh siapapun.
Perempuan yang merupakan nasabah KUR BRI ini mengakui koleksinya dan sejumlah desainer Bali yang ditampilkan di Paris mendapatkan tanggapan yang luar biasa, khususnya dari Dior, jenama internasional yang di 2020 silam pernah mengangkat endek Bali dalam rancangan mereka di Paris Fashion Week.
Apresiasi ini dinilainya akan sangat memacu desainer Bali untuk lebih maju dan terus berkreasi, berinovasi dan berkontribusi secara berkelanjutan, khususnya dalam rangka melestarikan kain endek Bali yang merupakan warisan leluhur tersebut.
Faktor Penting
Lewat pinjamannya di BRI, dengan plafon Rp 25 juta dan tenor 2 tahun, Lusi mampu mengembangkan usahanya. Menurutnya, permodalan menjadi faktor penting dalam perjalanan sebuah usaha.
Namun tidak banyak pelaku usaha yang memiliki permodalan sendiri sehingga memerlukan bantuan permodalan dari perbankan. KUR BRI dengan suku bunga rendah diakuinya membantu dalam mengembangkan usahanya hingga menjadi seperti saat ini.
Dari data Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPB) Provinsi Bali total penyaluran KUR hingga 31 Mei 2023 sebesar Rp2,9 triliun untuk 41 ribu debitur. Hampir 70 persen dari KUR itu disalurkan oleh BRI. Penyaluran KUR masih didominasi oleh KUR skema Mikro yang mencapai Rp1,6 triliun untuk 30 ribu debitur.
Jumlah debitur terbanyak berada pada Kabupaten Buleleng sebesar 7,3 ribu debitur. Penyaluran terbanyak pada Kota Denpasar sebesar Rp 559 miliar.
Terpisah, saat membuka BRI Microfinance Outlook 2024 dipantau dari akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (7/3), Presiden Joko Widodo menyebut jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia kurang lebih 65 juta dan kontribusinya 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Penyerapan tenaga kerja juga mencapai 97 juta.
Menurut Jokowi, kehadiran BRI dan Holding UMi patut diapresiasi dalam menggerakkan UMKM.
Pemerintah, disebutnya, juga ikut dalam memberdayakan UMKM.
Jokowi menyampaikan pemerintah memberikan subsidi untuk KUR pada tahun ini sebesar 46 triliun rupiah agar bunganya bisa turun di angka 3 persen untuk usaha mikro dan 6 persen untuk usaha kecil. “Jangan dipikir juga itu angka kecil. Empat puluh enam triliun itu angka gede. Itu kalau dibuat waduk jadi 40 waduk,” ungkapnya.
Jokowi juga menyambut baik adanya holding BRI untuk menangani usaha ultra mikro (UMi) yang jumlahnya saat ini mencapai 8,2 juta. Plafon kredit mencapai maksimal Rp10 juta. Kemudian ada PNM Mekaar yang bisa memberikan kredit maksimal Rp25 juta dengan jumlah nasabah mencapai 15,2 juta.
Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso belum lama ini mengungkapkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai bank dengan portofolio pinjaman UMKM terbesar di Indonesia, pada tahun 2024 akan tetap berfokus pada UMKM, khususnya terkait pemberdayaan. Hingga akhir Desember 2023 tercatat penyaluran kredit BRI terhadap UMKM mencapai Rp1.068,7 triliun. (Diah Dewi/balipost)