NEGARA, BALIPOST.com – Hujan deras dan angin kencang yang melanda wilayah Jembrana dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan beberapa bencana alam, seperti tanah longsor, tembok penyengker roboh, dan pohon tumbang. Sejumlah dampak peristiwa bencana itu ditindaklanjuti Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana dengan melakukan pendataan dan assessment, Rabu (13/3).
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, mengatakan, pihaknya telah menerima laporan terkait beberapa kejadian bencana alam. Di antaranya dua kejadian tanah longsor di Desa Yehembang yakni di Banjar Bungbungan dan Banjar Kaleran Kaja.
Agus Artana menjelaskan, di Banjar Bungbungan pada Senin (11/3), terjadi tanah longsor yang mengakibatkan tembok merajan dan sanggah penunggu karang milik I Wayan Surika (70) roboh. “Tanah longsor ini disebabkan oleh hujan deras dan kondisi tanah yang labil,” kata Artana.
Tim BPBD Jembrana telah melakukan assessment di lokasi kejadian dan kerugian ditaksir mencapai Rp. 100.000.000. Pada hari yang sama atau Senin (11/3), senderan jalan di Banjar Kaleran Kaja, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo juga jebol akibat hujan deras dan kondisi tanah yang labil. Senderan jalan ini berada di jalan satu-satunya penghubung antara Banjar Bungbungan dengan Banjar Kaleran Kaja. Dengan perkiraan kerugian mencapai Rp 30 juta.
Selain itu, BPBD juga menindaklanjuti di SD Negeri 1 Yeh Sumbul yang pada Sabtu (9/3), tembok penyengker roboh. Tembok ini roboh diduga akibat hujan deras dan pondasi yang kurang kokoh. “Ukuran tembok yang roboh panjangnya 18 meter dan tingginya 1,5 meter,” ujar Artana. Dari informasi, hingga saat ini tidak ada korban jiwa dari kejadian bencana.
Sementara bencana angin kencang berdampak pada tumbangnya pohon di Banjar Nusasari, desa Nusasari, Selasa (12/3) siang. Pohon tumbang tersebut sempat menutupi sebagian badan jalan dan tim reaksi cepat (TRC) dari BPBD Jembrana telah melakukan penanganan dan pembersihan pohon tumbang tersebut.
Artana menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana alam di musim hujan ini. “Masyarakat dihimbau untuk selalu memantau informasi cuaca dan kondisi lingkungan sekitar,” imbaunya. Dengan kondisi geografis Kabupaten Jembrana yang sebagian merupakan perbukitan, tanah longsor paling berpotensi terjadi. Bilamana terjadi bencana alam, warga diharapkan agar melaporkan kepada BPBD Jembrana melalui desa atau aparat terdekat untuk mendapatkan penanganan yang cepat. (Surya Dharma/Balipost)