Desa Adat Besakih melaksanakan upacara pecaruan di lokasi penemuan mayat pendaki, Sabtu (16/3). (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Pihak Desa Adat Besakih melaksanakan upacara pecaruan di Gunung Agung, lokasi penemuan mayat pendaki, Sabtu (16/3). Upacara pecaruan tersebut dipuput oleh Jro Mangku Putu.

Selain di Gunung Agung, upacara pecaruan juga dilaksanakan di Pura Pengubengan Besakih. Rombongan naik membawa sarana upacara pecaruan ke puncak Gunung Agung berjumlah sekitar 15 orang dibantu oleh pemandu lokal Besakih.

Mereka naik melalui jalur pendakian Pos Pura Pengubengan Besakih. Upacara paruman tersebut dilaksanakan sekitar pukul 12.00 WITA.

Baca juga:  690 Siswa Masih Belajar di Pengungsian Rendang

Bendesa Adat Besakih, Jero Mangku Widiarta, Minggu (17/3) mengungkapkan, banten upakara yang dipergunakan di lokasi penemuan mayat mempergunakan bhakti asoroh. “Setelah upacara selesai dilakukan, selanjutnya tanah di lokasi penemuan jenazah diambil sedikit, kemudian nantinya akan dihanyutkan ke segara,” ucap Widiartha.

Widiartha mengatakan, untuk upacara di Pura Pengubengan Besakih sarana upakaranya mempergunakan pecaruan manca sata dan prayascita. Ini bertujuan untuk membersihkan lokasi di Kawasan area Pura Agung Besakih sebelum dilaksanakannya Ida Bhatara Turun Kabeh 2024. “Upacara semua digelar kemarin,” katanya.

Baca juga:  Korban Jiwa Longsor di Tribuana Bertambah, Sang Nenek Susul Cucunya

Ia berharap ke depannya tidak ada lagi hal serupa. Pihaknya meminta masyarakat atau wisatawan yang ingin melakukan aktivitas pendakian ke Gunung Agung agar menggunakan jasa pemandu. Selain demi keamanan juga apabila terjadi sesuatu bisa cepat mendapat penanganan. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *