BANGLI, BALIPOST.com – Tidak semua desa di Bali punya tradisi mengarak ogoh-ogoh saat malam Pengerupukan atau sehari sebelum hari raya Nyepi. Desa Adat Selulung, Kintamani salah satunya. Saat Pengerupukan, sekaa teruna dari masing-masing banjar adat di wewidangan Desa Adat Selulung melaksanakan ritual mendak tirta Tawur Kasanga dengan iringan baleganjur dan obor.

Seperti suasana yang terlihat pada Pengerupukan pada Minggu, 10 Maret 2024 lalu. Sekaa teruna dari masing-masing banjar adat di wilayah Desa Adat Selulung memainkan gamelan baleganjur diiringi rangkaian obor saat ritual mendak Tirta tawur di Pura Dalem Purwa, desa adat setempat. Mereka tampak antusias menampilkan kesenian yang telah disiapkan jauh-jauh hari.

Baca juga:  Pengerupukan, Warga Muhammadiyah Diminta Tarawih Pertama di Lokasi Terdekat

Ritual yang rutin dilaksanakan saat Pengerupukan itu menyedot banyak Krama untuk menyaksikannya. Agenda rutin tersebut selama ini sekaligus menjadi momentum bagi Sekaa teruna di Desa Adat Selulung untuk menampilkan dan melestarikan kesenian. Di sisi lain juga menjadi hiburan masyarakat sehari sebelum menjalankan Catur Brata Penyepian.

Kelian Desa Adat Selulung Makalihan, I Wayan Karmawan dan I Putu Santosa membenarkan bahwa sejak dahulu warga di 17 Banjar adat di wewidangan Desa Adat Selulung tidak pernah membuat dan mengarak ogoh-ogoh. Alasannya karena memang tidak dibolehkan oleh para panglingsir di desa adat setempat.

Baca juga:  Melasti Desa Adat Sesetan, Cuma Libatkan Prajuru dan Pemangku

Sampai sekarang, hal tersebut masih tetap dilestarikan oleh Krama Desa Adat Selulung. Sebab sesuai amanat penglingsir, pihaknya tidak pernah membuat ogoh-ogoh. Pengerupukan cukup dengan membuat obor. Pihaknya persilakan masing-masing banjar untuk berkreasi.

Dalam ritual mendak tirta Tawur Kesanga dilaksanakan di Pura Dalem Purwa oleh masing-masing banjar. Tirta tawur yang dipendak itu sebelumnya didatangkan dari Kecamatan. “Tirta tawur ini dipendak di Pura Dalem Purwa oleh seluruh Banjar Adat di Desa Adat Selulung, dengan iringan baleganjur dan obor dari masing-masing banjar. (Dayu Swasrina/balipost)

Baca juga:  Desa Adat Blahkiuh Gelar "Karya Par Gata Kala"

Simak selengkapnya di video

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *