Ketua Asita Bali I Putu Winastra, saat pre-press conference BBTF 2024, Kamis (21/3), menjelaskan tentang pelaksanaan dan target kegiatan yang memasuki tahun kesepuluh ini. (BP/may)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) kembali akan dilaksanakan 12-14 Juni 2024. Gelaran kesepuluh ini menargetkan 400 buyers dari 51 negara bisa hadir dan bertemu dengan 250 seller.

Ketua Asita Bali I Putu Winastra, saat pre-press conference, Kamis (21/3) mengatakan 250 sellers berasal dari seluruh Indonesia. “Kami telah membuka pendaftaran secara online,” ujarnya.

Kontrak bisnis yang dihasilkan dalam satu tahun selama acara B2B, diungkapkannya, mencapai Rp 6,7 triliun pada 2023. Ini, menunjukkan peningkatan sebesar 29,7 persen dibandingkan dengan Rp 5,2 triliun yang dihasilkan pada 2022.

Dengan mulai melihat perkembangan pariwisata ini, sehinggga BBTF tahun ini menargetkan Rp 8,1 triliun kontrak bisnis yang dihasilkan dari event ini.

Baca juga:  Sidang Paripurna, Hampir Setengah Anggota DPRD Buleleng Tak Hadir

Tantangan era yang ditandai dengan meningkatnya kesadaran budaya, pariwisata berkualitas, kepedulian terhadap lingkungan, dan keinginan untuk melakukan perjalanan yang bertanggung jawab, BBTF mengusung tema yang relevan dengan tren pasar global dan menyoroti Indonesia sebagai pusat perhatian yaitu “Exploring & Experiencing Sense of Indonesia’s beauty”.

“Komitmen kami untuk mempromosikan dan melestarikan destinasi telah mendapat respon positif dari para pemangku kepentingan, termasuk para pelaku pariwisata nasional dan internasional yang telah memperbaharui kepercayaan mereka terhadap kemampuan BBTF untuk menghasilkan dampak yang produktif dan mendukung pengembangan pasar mereka,” ujar Ketua komite BBTF 2024 ini.

Hingga 21 Maret, pihaknya telah menerima pendaftaran dari 125 sellers dari 7 provinsi (Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Bali) dan 190 buyers dari dalam dan luar negeri yang telah mendaftar dari 39 negara, diantaranya Indonesia, India, Spanyol, Belgium, Turki, UAE, Afrika Selatan, Jerman, Italia, Inggris, Prancis, Australia, China, Jepang, Belanda, Kanada, Amerika Serikat, Singapura, dan Korea Selatan.

Baca juga:  Dari PPKM Darurat hingga Kasus Aktif Mengalami Perlambatan

Menanggapi tren pasar, BBTF akan menampilkan dan mempromosikan produk pariwisata berkelanjutan untuk masa depan yang bertanggung jawab, wisata alam, wisata pedesaan dan wisata gastronomi. Selain itu, fokus utama juga diberikan pada kesehatan, dengan menekankan pada pertumbuhan industri pariwisata kesehatan dan medis saat ini serta pariwisata berbasis komunitas.

Menurutnya, Pemerintah perlu lebih gencar melakukan promosi produk wisata bersama pelaku industri sesuai keberagaman daya tarik dan kondisi setiap destinasi. Selain itu, peran pelaku industri pariwisata juga perlu dioptimalkan. Sehingga kolaborasi ini dapat memberikan kepercayaan di marketplace bahwa Indonesia sebagai sebuah destinasi pariwisata dunia yang wajib dikunjungi.

Baca juga:  Sebelas Rumah di Tigawasa Rusak Diterjang Angin Puting Beliung

Ketua BTB IB Agung Partha Adnyana mengatakan, BBTF telah menjadi event bersama sehingga perlu didukung semua stakeholder pariwisata termasuk pemerintah. Mengingat BBTF juga sekaligus menjadi ajang promosi dan branding Bali lebih kuat, maka ia berharap pemerintah dapat mendukung kegiatan tersebut dari sisi anggaran.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Bali Ida Ayu Indah Yustikarini mengaku, pemerintah tak memiliki anggaran untuk BBTF. Namun, BBTF telah masuk kalender event dari Disparda Bali. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *