Putu Karyana, pendiri Komunitas Usada Usug Bali saat mendemonstrasikan praktik pengobatan tradisionalnya. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali kaya dengan kearifan lokalnya. Salah satunya pengobatan tradisional atau usada Bali.

Bahkan, pelayanan kesehatan tradisional Bali sebagai kearifan lokal sudah ada secara turun-temurun. Sehingga penting untuk dilestarikan serta dikembangkan. Apalagi, usada Bali masuk dalam Perda Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 yang dilahirkan Gubernur Bali periode 2018-2023, Wayan Koster.

Salah satu dari kekayaan usada Bali adalah usug (terapi pijat gosok/totok). Pengobatan tradisional ini kini aktif digalakkan oleh Komunitas Usada Usug Bali yang bermarkas di Jl. Raya Gerih Blumbungan, Sibang Kaja, Badung. Komunitas ini berdiri pada tahun 2016 dan mengklaim sudah memiliki 135 orang alumnus. Kini Komunitas Usada Usug Bali digawangi oleh 15 anggota aktif yang berpraktik di rumah masing-masing.

Pendiri Komunitas Usada Usug Bali, Ir. I Putu Karyana (63), menuturkan keterampilan yang dipraktikan komunitasnya adalah bentuk modernisasi ilmu yang tertuang pada Lontar Usada Usug. Di mana, ada kombinasi keterampilan fisioterapi dan pijat tradisional, yakni gosok/totok punggung. Bentuk sederhana dari Usada Usug, kata Karyana, sangat dekat dengan memori masa kecil generasi Y ke atas. Anak-anak yang diminta menginjak punggung ayah mereka merupakan praktik sederhana dari Usada Usug. Sebab, kuncinya adalah “perbaikan” jaringan saraf yang berada di punggung.

Baca juga:  Komitmen Menjaga Identitas Bali

Kata Karyana, area punggung dibagi menjadi dua, yakni ruas kanan dan kiri tulang punggung. Cembungan pada punggung yang dirasakan terapis pada area tertentu memberikan sinyal spesifik terhadap keluhan yang diderita pasien. Misalkan, terapis yang merasakan cembungan di area tulang belikat kanan bakal mengetahui bahwa pasien memiliki riwayat vertigo.  Sedangkan, cembungan di area tulang belikat kiri biasanya terindikasi memiliki komplikasi pada jantung. Cembungan ini bermasalah ketika ditekan, lambat kembali ke bentuk semula.

Selain dengan tangan kosong, komunitas ini juga menggunakan minyak dan bekam kering dengan tanduk atau gelas. Untuk minyak, yang boleh digunakan adalah yang tidak memberikan sensasi panas/terbakar. Fungsinya hanya untuk melicinkan saat menggosok area punggung yang ditemui tanda keluhan.

Baca juga:  Usai Jalani Masa Penahanan, WN Australia Dijemput Imigrasi

“Jadi, cara kerja dari usada usug adalah mengkolaborasikan beberapa keterampilan, di antaranya fisioterapi, terapi totok, akupresur, bekam dan lainnya yang semuanya ini adalah untuk menangani di bidang pencegahan, pengobatan dan emergency yang didukung dengan minyak aseptik seperti minyak zaitun, kelapa murni dan diharapkan pasien agar mengurangi penggunaan obat-obatan,” ujar pensiunan fungsional Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali ini, Sabtu (30/3).

Kelebihan dari usada usug ini dapat mendeteksi lebih awal dari permasahan yang terjadi dalam organ manusia. Sejak berdiri tahun 2016, Karyana mengklaim komunitasnya telah melayani ribuan pasien dari berbagai kalangan seperti mantan Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika dan Wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta, saat masih menjabat.

Kata dia, pejabat sekelas sekretaris daerah dan kepala dinas sudah biasa menjadi pasien. Di samping itu, ada pula pasien dari kalangan sulinggih yang sempat dilayani anggota komunitas yang tersebar di daerah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan. Khusus untuk pasien pejabat dan sulinggih ini dilayani di tempat berbeda dan mengkhusus atau di rumah pasien sendiri. Selain pejabat dan pemuka agama, Komunitas Usada Usug Bali ini juga melayani masyarakat umum hingga wisatawan mancanegara.

Baca juga:  Ahli Bedah Indonesia Diharapkan Bisa Tingkatkan Kemampuan lewat SEF

Karyana menegaskan, komunitasnya sudah memiliki Surat Terdaftar Penyehat Tradisional (STPT) Nomor 570/STPTPT/0003/II/DPMPTSP/2023. Di samping itu, pihaknya juga telah mengurus hak paten metode Usada Usug dengan kombinasikan fisioterapi serta totok punggung ini ke Kementerian Hukum dan HAM RI.

Komunitas Usada Usug Bali mengklaim dapat melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan, serta emergency untuk riwayat jantung, stroke, vertigo, migrain, paru-paru, lambung, diabetes, ginjal, prostat, dan saraf kejepit/Hernia Nukleus Pulposus (HNP). (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *