Arsip foto - Nelayan tiba di pesisir Tanah Ampo setelah melaut saat memasuki musim kemarau di Karangasem, Bali, Rabu (6/3/2024). (BP/Ant)

DENPASAR, BALIPOST.com – Curah hujan khususnya di wilayah pesisir Bali mulai menurun yang diperkirakan mulai pertengahan April 2024 karena peralihan dari musim hujan ke kemarau. Demikian dipetakan oleh Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar.

“Kami perkirakan 11-20 April intensitas curah hujan akan semakin menurun pada pertengahan April, terutama pesisir Bali,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya di Denpasar, dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (2/4).

BBMKG Denpasar memperkirakan menurunnya intensitas hujan itu ditandai dengan berkurangnya peluang hujan di bawah 50 milimeter per 10 hari yakni hanya sebesar 20-30 persen.

Baca juga:  Erupsi Gunung Agung, Konsumsi BBM Turun 20 Persen

Ada pun pada masa transisi ini penurunan intensitas hujan terjadi secara bertahap dan perubahan cuaca harian yang signifikan, misalnya terik saat siang dan diikuti hujan lebat berdurasi singkat.

Berdasarkan pemetaan itu, lanjutnya, curah hujan yang makin menurun itu terjadi di wilayah barat, utara, dan selatan Bali. Sedangkan Bangli dan Karangasem diperkirakan curah hujannya masih tinggi.

Ia menambahkan pada awal April ini merupakan masa transisi dan intensitas curah hujan diperkirakan masih tinggi untuk seluruh wilayah Bali. Sedangkan pada akhir April 2024 diperkirakan sebagian besar wilayah Bali sudah memasuki kemarau.

Baca juga:  Penerimaan CPNS Minim Sosialisasi Formasi Disabilitas

Sementara itu pengamatan BBMKG Denpasar selama 10 hari terakhir atau pada 21-31 Maret 2024, cuaca di Bali masih ada hujan hingga kekeringan menengah karena 11-20 hari tidak ada hujan.

Ada pun distribusi curah hujan di Bali secara umum antara 8-229,5 milimeter per 10 harian.

Curah hujan tertinggi tercatat terjadi di pos pengamatan hujan di Baturiti, Kabupaten Tabanan, mencapai 229,5 milimeter per 10 harian.

Sementara itu memasuki musim kemarau ini BBMKG Denpasar memperkirakan masih berpotensi terjadi hujan, namun intensitasnya tidak sebesar saat musim hujan yakni berkisar 10-20 milimeter per dasarian.

Baca juga:  DPRD Bali Dijaga Ketat, Tak Ada Tanda-Tanda Massa Aksi Tolak Omnibus Law

Untuk itu saat turun hujan ia mengimbau masyarakat mengoptimalkan penampungan air mengantisipasi musim kemarau, misalnya penampungan air sisa musim hujan untuk memenuhi danau, waduk, embung, dan tempat penyimpanan air lainnya.

Selain menampung air, BBMKG Denpasar juga mengajak masyarakat dan petani agar menggunakan air dengan hemat untuk menekan risiko penurunan hasil panen pada lahan sawah.

Di sisi lain untuk area persawahan, pihaknya memperingatkan petani untuk mewaspadai potensi munculnya hama dan penyakit tanaman. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *