DENPASAR, BALIPOST.com – Putri Suastini Koster berkesempatan menjadi narasumber pada peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke-91 yang diselenggarakan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali, di Gedung Wantilan Nari Graha, Renon, Denpasar, Jumat (5/4).
Dalam kesempatan ini, istri Gubernur Bali periode 2018-2023 Wayan Koster ini memberikan motivasi kepada ratusan siswa-siswi se-Bali tentang bagaimana generasi muda memanfaatkan teknologi informasi untuk bisa menghasilkan di era digitalisasi ini. Apabila memiliki usaha agar berkreasi memanfaatkan teknologi informasi dalam memasarkan produknya. Apalagi, jika sudah menjadi konten creator, agar fokus dan konsisten dengan kontennya. Sehingga, konten yang dihasilkan disukai oleh masyarakat dan bisa menghasilkan cuan. Apabila ini sudah bisa dilakukan, diharapkan generasi muda bisa membantu memasarkan produk orang lain atau membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.
Namun demikian, Putri Suastini Koster berpesan agar anak-anak muda memahami bagaimana cara memanfaatkan teknologi dengan baik, benar, dan aman tanpa merugikan orang lain dan diri sendiri. Sebab, digitalisasi seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi kian memudahkan segalanya, disisi lain masyarakat dituntut untuk bijak dalam menyebarkan informasi. Jangan sampai konten yang dibuat tanpa disadari merugikan orang lain. Begitu juga menghindarkan diri dari penyebarluasan berita tanpa fakta atau hoaks. Atau bahkan membocorkan data pribadi sendiri di media sosial.
“Jadi dari awal kita selalu mengingatkan semua dari sistem atau pola kemajuan teknologi pasti ada dampak negatif dan positif. Di sini kita lebih fokus untuk menekankan dampak negatifnya, dan ini harus dilakukan kepada anak anak sebagai generasi,” tandas Putri Koster.
Ketua KPID Bali, Agus Astapa mengatakan Penyiaran Nasional sejatinya dirayakan setiap 1 April. Dan perayaan ke-91 tahun ini diusung tema penyiaran Indonesia tumbuh kuat dan harmoni karena dengan kemajuan teknologi dan digitalisasi. Untuk itu, harmoni lembaga penyiaran yang sifatnya konvensional harus dengan kemajuan teknologi informasi. Dengan demikian dalam proses digitalisasi ini lembaga penyiaran baik TV maupun radio bisa disukai oleh masyarakat ketika mampu melakukan komprehensi.
“Hal yang dilakukan pertama adalah harus meningkatkan kreativitas konten siaran kedua meningkatkan kompetensi SDM yang ada di penyiaran. Kedua bagaimana meningkatkan infrastruktur di lembaga penyiaran sendiri dengan berbenah dan menggunakan alat alat yang memang mengikuti perkembangan teknologi. Ke empat bagaimana media yang sifatnya mainstream atau konvensional sekarang harus juga bisa diterima oleh masyarakat melalui era digital ini itu yang harus dilakukan oleh lembaga penyiaran,” ujarnya.
Pada Harsiarnas ke-91 ini, Putri Suastini Koster diberikan penghargaan Lifetime Achievement KPID Bali. Sedangkan, tema yang diusung dalam Harsiarnas ke-91 ini yaitu “Penyiaran Indonesia Tumbuh Kuat Dengan Harmoni”, dengan subtema “Siaran Sehat Menuju Masyarakat Cerdas”. Selain Putri Suastini Koster, acara juga dimeriahkan oleh seorang konten creator Bali, Puja Astawa. (Winata/Balipost)