JAKARTA, BALIPOST.com – Persoalan tiket transportasi yang mahal masih menjadi pekerjaan rumah yang belum tuntas. Demikian diakui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno.
“Saya di sini terus terang, di sini masih berjuang adalah soal tiket. Tadi tiket bus mahal sekali, tiket pesawat, tiket transportasi masih membebani,” ujarnya seusai melepas peserta mudik gratis yang digelar di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Senin (8/4).
Hal tersebut menurutnya merupakan tantangan ekonomi pascapandemi COVID-19 yang patut menjadi fokus bagi pemerintahan selanjutnya. “Ini tugas pemimpin ke depan bagaimana membuat keterjangkauan harga-harga terutama saat biaya hidup sangat membebani bisa teratasi,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Menparekraf juga menyebut sebanyak 45 juta orang menggantungkan hidupnya pada sektor parekraf.
Lewat pemerintahan terpilih, dia juga berharap dapat menjadikan parekraf sebagai sektor unggulan sebagai penggerak ekonomi serta membuka lapangan kerja.
Sandiaga mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN serta maskapai penerbangan soal tingginya harga tiket pesawat domestik (22/1). “Ini (mahalnya tiket pesawat) sudah kami koordinasikan dengan Kemenhub, Kementerian BUMN maupun maskapai penerbangan segala kemungkinan untuk menurunkan harga tiket pesawat domestik,” ujarnya.
Ia mengakui, soal mahalnya tiket pesawat domestik yang bahkan melampaui harga sebelum pandemi ini, telah dikeluhkan selama lebih dari sembilan bulan serta hal ini berdampak buruk bagi sektor parekraf. (Kmb/Balipost)