BANGLI, BALIPOST.com – Krama Desa Adat Serokadan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli hingga saat ini masih melestarikan tradisi yang diwariskan para leluhur mereka. Salah satunya tradisi ngejot punjung kepada pasangan pengantin baru yang baru pertama kali melewati hari raya Galungan.

Bendesa Adat Serokadan, Dewa Gde Oka mengatakan punjung merupakan banten yang isinya terdiri dari tumpeng, jajan, buah, aneka jenis sate, tum dan rerasmen lainnya. Di atasnya berisi sampian.

Baca juga:  Pasar Umum Semarapura Harus Prioritaskan Produk Lokal

Banten punjung biasanya dibawa oleh Krama istri ke rumah pasangan pengantin baru sebelum berangkat sembahyang saat hari raya Galungan. Misalnya di Desa Adat Serokadan ada 25 pasang pengantin baru, warga akan membuat punjung sebanyak itu.

Ngejot Punjung memiliki makna bahwa Krama ikut mendoakan dan memberikan restu kepada pengantin baru. Di sisi lain juga menjadi momen silaturahmi krama.

Hingga saat ini, tradisi ngejot Punjung di Desa Adat Serokadan masih dilestarikan krama setempat.

Baca juga:  Bali Era Baru, Kembali ke Jati Diri Masyarakat Bali

Karena sudah jadi tanggung jawab setiap Galungan harus ngejot Punjung otomatis para anak muda harus berusaha dan belajar buat Punjung. (Dayu Swasrina/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *